Angkasa Pura II tepat waktu Lunasi Pokok Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri A sebesar Rp200 miliar, serta bayar 2 kupon obligasi senilai Rp16,63 miliar dan Rp22,45 miliar
Pandemi COVID-19 menghadirkan tantangan terberat sepanjang sejarah bagi dunia penerbangan global termasuk di Indonesia.
Menjawab tantangan itu, PT Angkasa Pura II (Persero) yang mengelola 20 bandara di Indonesia menjalankan strategi Business Survival dengan memperketat cost leadership (mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan) dalam setiap program, serta cash flow management (pengaturan arus keluar-masuk kas) secara efisien.
Sebagai upaya meningkatkan cost leadership dan cash flow management di tengah pandemi, AP II mengimplementasikan skema supplier financing guna menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang dinilai penting untuk mendukung operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.
Director of Finance and Risk Management PT Angkasa Pura II (Persero) Wiweko Probojakti mengatakan AP II menandatangani skema supplier financing bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan Bank Mandiri untuk pembiayaan 4 pekerjaan dengan nilai maksimal Rp400 miliar.
Keempat pekerjaan itu adalah pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
“Supplier Financing ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif, karena ada kepentingan 3 pihak di sana yakni AP II selaku pemberi pekerjaan, lalu WIKA sebagai kontraktor (supplier) dan Bank Mandiri sebagai lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan sehingga ini bisa mewujudkan cost leadership,” Wiweko Probojakti yang biasa disapa Dodit.
Dodit menjelaskan melalui opsi supplier financing ini, bank akan membayarkan terlebih dahulu tagihan dari kontraktor. Skema ini akan membuat AP II bisa lebih efisien dalam mengatur cash flow.
“Opsi supplier financing ini juga untuk memastikan pembangunan infrastruktur di bandara AP II dapat tetap berjalan sehingga daya saing bandara dapat tetap terjaga dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” jelas Dodit.
Lunasi obligasi
Cost leadership dan cash flow management yang efisien didukung dengan penerapan konsep supplier financing, secara tidak langsung membantu AP II untuk dapat memenuhi kewajiban dengan tetap menjaga kesinambungan pembangunan infrastuktur bandara.
Pada 10 Desember 2021 ini, AP II melakukan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri A sebesar Rp200 miliar.
Selain itu, pada tanggal yang sama, AP II juga melakukan pembayaran kupon Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri A&B ke-12 senilai Rp16,63 miliar.
Sementara itu pada 29 Desember 2021, AP II akan membayarkan bunga Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahun 2016 Seri B&C ke-22 senilai Rp22,45 miliar.
Adapun pelunasan pokok dan kupon obligasi yang dilakukan AP II ini sesuai dengan jadwal jatuh tempo.
Dodit mengatakan pembayaran kewajiban tepat waktu ini merupakan bentuk komitmen AP II terhadap para kreditur dan juga bondholder.
“Pelunasan pokok obligasi dan pembayaran kupon obligasi ini selain bentuk komitmen tinggi kami terhadap kreditur dan bondholder, juga menunjukkan fundamental AP II yang membaik.”
President Director of AP II Muhammad Awaluddin mengatakan membaiknya fundamental AP II didukung oleh strategi Business Survival dan operasional bandara yang mampu beradaptasi di tengah pandemi.
“AP II menjaga operasional bandara-bandara yang dikelolanya melalui penerapan operasional yang tangguh (resilience operation), cepat beradaptasi (agility operation) yang mengutamakan kerampingan (lean operation) sehingga dapat menghadapi tantangan pandemi COVID-19 dengan baik,” jelas Muhammad Awaluddin.
Sejalan dengan hal tersebut, Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola AP II dapat tetap beroperasi 24 jam setiap hari meski di tengah pandemi.
Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia pun berangsur pulih, dengan rasio pemulihan telah mencapai 70% pada Kuartal IV/2021.
“Artinya, kondisi lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta pada Kuartal IV/21 sudah mencapai 70% dari kondisi sebelum adanya pandemi yakni pada 2019,” ungkap Muhammad Awaluddin,” jelas Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin mengatakan semakin pulihnya lalu lintas penerbangan turut mendorong semakin baiknya fundamental AP II.