Kedaireka Dikti Ristek berkolaborasi dengan Kementerian BUMN melalui program Kerja sama Riset dan Inovasi (KeRis) mengadakan Match Making Innovation Forum dengan tema “Indonesia Innovation Outlook 2023: Penguatan Kolaborasi Riset & Inovasi Strategi yang Berkelanjutan” berlokasi di Surabaya (14/12). Forum ini bertujuan untuk membahas mengenai platform Kedai Reka yang menjadi “biro jodoh” bagi industri dengan perguruan tinggi.
Plt. Dirjen Dikti Ristek Profesor Nizam hadir secara daring menyampaikan rasa syukurnya karena selama 2 tahun berjalannya kolaborasi antar industri dan perguruan tinggi dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi para mitra berkat platform Kedaireka.
“Saya yakin jika kolaborasi ini dikerjakan bersama dengan serius maka kita akan membangun Indonesia semakin baik dan kokoh kedepannya. Saya berharap melalui program ini kita bisa meningkatkan TKDN setiap tahunnya,” ujar Prof. Nizam.
Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Muhammad Rizal Kamal memberikan anggapan bahwa forum yang dilaksanakan ini berharga bagi Kementerian BUMN yang selalu mengangkat pentingnya kolaborasi dalam menjalankan inovasi kedepannya.
“Di forum ini kami harapkan ide-ide dari rekan BUMN juga bisa muncul, untuk menganalisis apa masalah yang kita hadapi dan apa peluang yang bisa kita kembangkan kedepannya. Kami harapkan dari kolaborasi ini kedepannya inovasi dari Indonesia bisa lebih bagus lagi,” jelas Rizal.
Ketua Tim PMO Kedaireka Mahir Bayasut meyakini bahwa inovasi dan kolaborasi merupakan sebuah kunci yang terbentuk karena adanya platform Kedai Reka.
“Oleh karena itu, Match Making Innovation Forum meyakinkan kita agar kegiatan Kedaireka ini dapat membantu perjodohan antara perguruan tinggi dan dunia industri sehingga bisa saling berkolaborasi secara merata dengan seluruh stakeholder,” ungkap Mahir.
Plt. Sekretaris Dirjen Dikti Ristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengungkapkan bahwa Kedai Reka merupakan sebuah impian yang menjadi kepentingan utama bagi perguruan tinggi karena keinginan untuk membangun ekosistem antara dunia industri dengan perguruan tinggi.
“Kita berharap melalui ekosistem Kedai Reka kemudian bisa membangun teknologi atau inovasi yang ada di perguruan tinggi sehingga dapat dihilirkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di industri,” harap Tjitjik.
Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju mempertunjukkan bagaimana peran dari Kedaireka untuk Bus Listrik sehingga terjalin adanya kolaborasi antara Kementerian Perhubungan dengan Ditjen Dikti untuk bisa menghasilkan produk yang layak dipamerkan di KTT G20.
“Peran INKA tidak ada artinya tanpa kolaborasi dari institusi lain, dalam hal ini kementerian dan perguruan tinggi,” pungkas Agung.