PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan peningkatan pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) hingga Juli 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ditopang oleh insentif yang diberikan regulator dan pemerintah untuk sektor properti, salah satunya insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPn).
Bank ini menyambut baik keputusan pemerintah memperpanjang insentif PPn yang semula hanya berlaku hingga Agustus menjadi sampai Desember 2021. Insentif untuk pembelian rumah ready stok itu berupa pembebasan PPn untuk rumah harga sampai Rp 2 miliar dan diskon PPn 50% untuk hunia harga Rp 2 miliar -Rp 5 miliar.
“Perpanjangan insentif PPn diharapkan mampu meningkatkan permintaan perumahan dan secara tidak langsung akan berdampak positif bagi KPR,” kata Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi pada KONTAN, Jumat (13/8).
Per Juli 2021, BNI telah mencatatkan pertumbuhan KPR di atas 6% year on year (YoY). Itu jauh dari target pertumbuhan yang sebelumnya ditetapkan sebesar 3,5% pada tahun ini.
Teddy bilang, pemberian insentif PPn cukup efektif dalam mendorong penyaluran KPR yang tercermin dari capaian BNI tersebut. Adapun rata-rata ticket size BNI Griya saat ini sekitar Rp300 juta karena tingginya penyaluran KPR Subsidi dan komersial dengan kredit di bawah Rp 500 juta.
Dengan melihat capaian pada tujuh bulan pertama tersebut, BNI telah menaikkan target penyaluran KPR pada semester II. Hanya saja, Teddy tidak menyebutkan berapa target barunya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya memperkirakan KPR masih akan tumbuh ke depan meski pandemi belum berakhir. Per Juni 2021, OJK mencatat kredit konsumsi perbankan tumbuh 20,31% YoY.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan kredit konsumsi itu disokong oleh kredit otomotif dan KPR yang digerakkan oleh berbagai insentif pemerintah dan regulator sejak awal tahun. “Untuk kredit properti, sektor ini akan lebih menggeliat lagi di masa-masa mendatang,” kata Wimboh dalam papapan virtual, Jumat (6/8).
Secara total kredit perbankan pada periode itu, tumbuh 0,59% YoY. Kredit segmen ritel juga naik 1,96% yoy dan kredit UMKM sudah tumbuh 2,35% yoy. Namun, segmen korporasi masih terkontraksi sebesar 2,02% yoy pada semester I-2021.
Sumber Kontan, Edit koranbumn