Menteri BUMN, Rini M. Soemarno didampingi Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), Farid Padang, Dirut Perum Perindo, Risyanto Suanda dan Dirut PT Perinus, Dendi Anggi Gumilang melepas lima kontainer produk perikanan senilai US$ 480.100 menuju Amerika Serikat, Denmark, Vietnam dan Jepang.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Farid Padang mengatakan sejak akhir 2015 pihaknya sudah melakukan direct export atau ekspor langsung ke berbagai negara di Asia seperti China, Korea, Bangkok, Thailand dan Jepang.
“Sejauh ini, direct call dan direct export yang kami lakukan sudah cukup intens dan tidak hanya melalui Pelabuhan Makassar saja, tetapi juga melalui pelabuhan besar lainnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yakni Pelabuhan Pantoloan, Balikpapan, Ambon dan Jayapura dengan Pelabuhan Makassar sebagai hub. Selanjutnya, kami juga akan melakukan direct export dari Pelabuhan Ambon, Kendari dan Papua Barat,” jelas Farid.
Dia menyebutkan, awal pihaknya melakukan direct call di akhir 2015 lalu, hanya 30 kontainer komoditas ekspor yang diangkut ke luar negeri. Jumlah itu terus meningkat dan kini mencapai 3.000 kontainer per bulan.
Bahkan pihaknya berencana, awal November 2018 akan melakukan direct call produk ekspor ke negara Eropa, yang akan dihadiri Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Langkah yang dilakukan lewat kerja sama dengan perusahaan pelayaran internasional asal Hongkong, SITC ini menurutnya memiliki manfaat yang cukup besar. “Kedua kegiatan ini harus ada di Indonesia Timur karena selama ini selalu terpusat di Jakarta dan Surabaya, sehingga perekonomian daerah di Indonesia Timur bisa meningkat hingga memberi kesejahteraan bagi masyarakat luas,” tuturnya.
Dia mencontohkan, di Maluku yang merupakan lumbung ikan, sebanyak 30% ikan yang diekspor Indonesia berasal dari wilayah tersebut. Namun, kekayaan laut Maluku tidak bisa berkontribusi maksimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal itu karena ikan yang diambil dari laut Maluku dibawa terlebih dulu ke Surabaya atau Jakarta, barulah kemudian masuk ke pasar ekspor.
“Jadi, pajak ekspor tidak didapat oleh Pemda Maluku, melainkan oleh Pemda di mana proses eskpor dilakukan. Nah untuk itu, BUMN hadir berperan membantu Pemerintah mewujudkan pemerataan.”
Farid menambahkan, hasil implementasi International Direct Call di Makassar, Pelindo IV terbukti mampu mengurangi waktu ekspor ke China menjadi hanya 16 hari dari semula 24 hari. Demikian pula ekspor ke Jepang turun menjadi 18 hari dari semula 28 hari. Sementara ke Korea menjadi 17 hari dari semula 26 hari.
“Efisiensi waktu yang signifikan tersebut didapat karena dengan direct call, tidak ada lagi proses dwelling time yang biasanya memakan waktu 5 hingga 9 hari,” tegasnya.
Sumber Pelindo4