PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menyiratkan anak usahanya di bidang menara akan segera melakukan aksi korporasi.
Manajemen Telkom Indonesia menyatakan saat ini Mitratel sebagai anak usaha telah memiliki lebih dari 23.000 menara atau tumbuh 45 persen year-on-year (yoy). Selain itu, perseroan memiliki tenancy ratio 1,57 kali dari yang sebelumnya 1,54 kali pada Juni 2020.
Manajemen mengatakan Mitratel melakukan berbagai langkah sebagai pemain tower terbesar di Indonesia. Hal itu guna mendukung beragam kebutuhan bagi TelkomGroup tapi juga tenant lainnya.
“Sehingga Mitratel bersiap untuk mengoptimalkan value creation selanjutnya melalui aksi korporasi yang lebih besar lagi,” tulis manajemen dalam keterangan resmi Selasa (31/8/2021).
Analis Henan Putirai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan pada Agustus 2021, TLKM telah mentransfer 798 unit menara ke Mitratel. Menurutnya, Mitratel kini memiliki jumlah menara yang lebih besar dibandingkan dengan kompetitor lainnya.
“TOWR memiliki 21.424 menara sedangkan TBIG 16.265 menara. Pendapatan Mitratel tahun lalu Rp13,5 triliun setara dengan jumlah pendapatan TOWR dan TBIG yang dikombinasikan,” katanya dalam riset.
Menurutnya, Mitratel berkontribusi atas 10 persen pendapatan TLKM. Adapun IPO rencananya akan dimulai pada akhir kuartal III/2021.
Dalam laporan keuangan semester I/2021, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp12,45 triliun. Jumlah itu naik 13,38 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp10,98 triliun.
Dengan demikian laba bersih per saham ikut naik dari Rp110 menjadi Rp125. Adapun peningkatan laba bersih tidak lepas dari pertumbuhan pendapatan.
Topline emiten plat merah itu tercatat sebesar Rp69,48 triliun. Jumlah itu naik sebesar 3,93 persen dibandingkan dengan tahun lalu yaitu Rp66,85 triliun.
Segmen pendapatan internet masih menjadi penopang penjualan dengan torehan Rp39,57 triliun. Sementara pendapatan dari Indihome mencapai Rp12,87 triliun.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menjelaskan bahwa hingga saat ini perseroan masih mempersiapkan aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) anak usahanya.
“Kami masih persiapkan, ini yang ditargetkan di akhir kuartal III/2021. Persisnya kapan IPO masih belum tahu, tentu kami juga melihat situasi pasar sebelum dipastikan kapan IPO,” papar Ririek pada Mei lalu.
Sumber Bisnis, edit koranbumn