Perum Bulog tetap memerlukan jaminan outlet baru untuk penyaluran beras demi menjamin perputaran stok yang dikelola.
Tanpa tambahan kanal di sisi hilir, penyerapan gabah maupun beras di sisi hulu bisa tidak optimal di tengah tren penurunan harga yang terjadi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani terus mengalami penurunan sejak Januari. Harga menyentuh level terendah pada April di angka Rp4.275 per kilogram (kg). Harga GKP pada April 2021 bahkan turun 7,06 persen dibandingkan dengan April tahun lalu.
Harga GKP di tingkat penggilingan juga terpantau turun 1,85 persen secara bulanan menjadi Rp4.398 per kg. Kondisi ini diikuti dengan penurunan harga gabah kualitas kering giling (GKG) yang rata-rata terkoreksi 6,36 persen di tingkat petani dan 6,31 persen di tingkat penggilingan dibandingkan dengan Maret 2021.
Di sisi lain, Perum Bulog telah menyerap sekitar 569.000 ton beras per akhir April 2021. Dengan stok kelolaan yang mencapai 1,2 juta ton, perusahaan tinggal selangkah lagi mencapai stok maksimal 1,5 juta ton yang diamanatkan pemerintah untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
Sekretaris Perum Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan perusahaan akan melanjutkan penyerapan selama puncak panen. Dengan asumsi panen dalam jumlah besar berlangsung sampai Mei, perusahaan akan menyerap sampai Juni untuk menjaga harga.
“Dengan asumsi April sampai Mei masih panen, pengadaan bisa sampai Juni. Estimasi kami harga gabah setelah Juni relatif stabil di hulu karena panen tidak sebanyak subround I maupun II,” kata Iqbal, Selasa (4/5/2021).
Sumber Bisnis, Edit koranbumn