Bank Mandiri telah telah merilis laporan keuangan semester I 2020. Di tengah terpukulnya ekonomi akibat pandemi Covid-19, bank pelat merah ini masih bisa mencatat pertumbuhan kredit 4,3% menjadi Rp 871,7 triliun.
Bank Mandiri juga aktif mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN). Dari penempatan dana pemerintah Rp 10 triliun, bank ini sudah menyalurkan ke kredit Rp 26,9 triliun hingga 13 Agustus 2020. Kredit diberikan kepada 50.596 debitur, sebanyak 66,9% diantaranya merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dengan tetap menjaga kehati-hatian, bank Mandiri mencatat aset konsolidasi sebesar Rp1.359,4 triliun atau meningkat 10,02% yoy di semester I 2020. Sementara laba bersih mencapai Rp 10,3 triliun atau turun 23,9%.
Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar, dalam menghadapi periode yang penuh tantangan ini, bank Mandiri secara konsisten agresif melakukan inovasi di berbagai aspek dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Salah satunya melalui digitalisasi proses pembukaan rekening tabungan dan permohonan kredit.
Selain mempercepat proses administrasi, hal ini juga memudahkan nasabah karena tidak harus mendatangi kantor cabang. “Di tengah kondisi yang penuh tantangan ini, kami fokus meningkatkan akselerasi Digital Banking untuk menjaga kinerja,” kata Royke dalam keterangan tertulis, Minggu (23/8).
Pencapaian itu merupakan salah satu pertanda kecermatan Bank Mandiri dalam menjalankan strateginya, bertransformasi digital. Sebuah strategi yang membuat Bank Mandiri mampu berselancar dengan baik di tengah gelombang.
Akselerasi digital merupakan pilihan utama agar dapat menghadapi krisis dan ancaman resesi global. Dalam kondisi ini, perbankan harus mampu mengkombinasikan strategi konservatif dan agresif untuk mengamankan bisnis yang sedang berlangsung, seiring dengan penciptaan bisnis lainnya yang berorientasi pada kebutuhan nasabah dengan semangat kolaborasi.
Langkah tersebut terbukti membawa dampak positif bagi Bank Mandiri. Buktinya pembukaan rekening tabungan online bank ini mencapai 2.000 rekening per hari. Sementara itu, inisiatif platform Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) membuat pelaku usaha mikro kini dapat memperoleh pinjaman produktif hanya dalam waktu kurang dari 15 menit.
Kemudian, nasabah juga dipermudah dengan berbagai penambahan fitur Mandiri Online yang lengkap seperti pemindahbukuan, transfer antar bank, pendaftaran pembayaran secara auto-debit, top-up e-money di smartphone Android maupun iOS, LinkAja dan uang elektronik lain, serta sudah terkoneksi dengan lebih dari 1,800 rekanan untuk melayani berbagai transaksi pembayaran ke merchant e-commerce, transportasi online, termasuk pembayaran tagihan rutin.
Sampai Juni 2020, frekuensi transaksi Mandiri Online mencapai 200 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp 459 triliun, naik dari periode Juni 2019 yang tercatat Rp320 triliun.
Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menambahkan, Bank Mandiri berkomitmen dalam berinovasi dan berusaha selalu peka terhadap kebutuhan nasabah agar dapat menangkap semua peluang yang ada.
Untuk itu, bank ini menjalankan strategi empat arah, yakni digitalisasi platform internal, develop digital-native products, modernize distribution channels, dan pemanfaatan ekosistem digital untuk memperkuat acquisition, payment, dan digital financing.
“Pergeseran paradigma ke arah digital pun akan dilakukan dengan sumber daya manusia sebagai sentralnya, serta membuka kesempatan bagi seluruh komponen bank untuk melakukan re-skill dan up-skill demi memperkaya digital capabilities serta membentuk digital mindset,” kata Rico.
Sumber Kontan, edit koranbumn