PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyatakan bahwa penyesuaian tarif pada enam ruas jalan tol dan satu pengintegrasian tarif jalan tol pada awal 2021 dinilai penting. Pasalnya, pandemi Covid-19 dinilai tidak hanya menekan daya beli masyarakat, tetapi juga kesehatan badan usaha jalan tol.
Corporate Secretary Jasa Marga (JSMR) Mohammad Agus Setiawan mengatakan bahwa pandemi Covid-19 juga telah membuat kondisi BUJT di seluruh negeri kritis. Pasalnya, volume kendaraan di jalan tol anjlok hingga 50 persen, sedangkan biaya operasional jalan tol tidak berkurang.
“Kondisi berat ini tidak bisa dihindari. Jadi, kalau kapan waktunya [yang tepat untuk menaikkan tarif jalan tol] ya, tidak akan pernah tepat, terutama di kondisi pandemi,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (14/1/2021).
Agus menyatakan bahwa BUJT telah lama menunggu penyesuaian tarif tersebut. Sebagian penyesuaian tarif, bahkan tertunda hingga 13 bulan.
Agus menyampaikan bahwa ruas jalan tol merupakan bentuk investasi pada BUJT. Dengan kata lain, lanjutnya, ada perjanjian investasi yang diterbitkan antara pemerintah dan BUJT.
Agus mencontohkan tingginya investasi yang dikucurkan untuk membangun ruas jalan tol layang Jakarta—Cikampek mengingat infrastruktur tersebut dibangun di atas jalan.
Menurutnya, imbal investasi tersebut salah satunya diperoleh dari tarif yang dikenakan pada pengendara.
“[Momentum] ini mudah-mudahan yang paling sesuai karena tidak akan ada waktu yang pas untuk penyesuaian tarif,” katanya.
Proyek jalan tol yang dikelola oleh PT Jasamarga Japek Selatan itu memiliki panjang 62 kilometer yang dibangun dengan investasi Rp14,69 triliun.
Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Vera Kirana mengatakan bahwa integrasi tarif tersebut telah ditunda kurang lebih selama 13 bulan karena pandemi Covid-19.
Vera menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan integrasi sistem transaksi pada ruas Jakarta—Cikampek dan Jakarta—Cikampek II Elevated. Dengan demikian, pengendara hanya akan membayar satu tarif integrasi.
Alhasil, hal tersebut akan mendistribusi kendaraan di ruas Jakarta—Cikampek karena adanya pemisahan perjalanan jarak jauh dan dekat.
Sumber Bisnis, dit koranbumn