Emiten pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) membukukan penurunan kinerja sepanjang tahun lalu. Perseroan membukukan laba bersih Rp 501,5 miliar pada tahun lalu atau turun 77,30 persen dari Rp 2,2 triliun di tahun 2019.
Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan sebesar 47,99 persen dari Rp 26,3 triliun pada 2019 menjadi Rp 13,7 triliun pada 2020. Sehingga laba bersih per saham turut terkoreksi dari Rp 304,1 menjadi Rp 69,04.
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, M Agus Setiawan, mengakui pandemi Covid-19 cukup berdampak terhadap kinerja perseroan. “Pandemi Covid-19 berdampak terhadap bisnis dan juga peningkatan beban bunga seiring dengan pengoperasian jalan tol baru,” kata Agus, Selasa (30/3).
Meski demikian, Perseroan tetap mampu mempertahankan Margin EBITDA tetap stabil pada Tahun 2020 yaitu sebesar 62,42 persen dengan melakukan berbagai efisiensi untuk mengimbangi penurunan volume lalu lintas dan pendapatan tol sebagai imbas dari diterapkannya kebijakan Work From Home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Penerapan dua kebijakan tersebut di berbagai daerah pada kuartal II dan III tahun 2020 telah menyebabkan terjadinya penurunan Pendapatan Tol Perseroan pada tahun lalu menjadi sebesar Rp 8,76 triliun. EBITDA Perseroan pada Tahun 2020 ini tercatat sebesar Rp 5,98 triliun.
Seiring dengan beroperasinya beberapa ruas tol baru di tahun 2020, Total Aset Perseroan saat ini tercatat sebesar Rp 104,08 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 4,4 persen jika dibandingkan tahun 2019.
Dari sisi pendanaan untuk mendukung likuiditas, Perseroan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I pada 8 September 2020 senilai Rp 2 triliun. Adapun permintaan yang masuk untuk Obligasi Berkelanjutan II tersebut mencapai angka Rp 2,7 triliun melebihi nilai yang ditawarkan.
“Dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan diantaranya untuk modal kerja, pemeliharaan jalan tol, peningkatan fasilitas dan sarana penunjang jalan tol lainnya,” jelas Agus.
Untuk menambah diversifikasi produk pendanaan, Perseroan menerbitkan Surat Berharga Komersial atau Commercial Paper dengan nama instrumen SBK I PT Jasa Marga (Persero) Tbk 2020 (SBK Jasa Marga) untuk pertama kalinya dengan nilai Rp 566 miliar yang terdaftar di Bank Indonesia (BI).
Dengan diterbitkannya SBK Jasa Marga, Perseroan berhasil menambah portofolio pendanaan serta basis investor baru yang akan berdampak semakin kompetitifnya cost of debt Perseroan dalam mendukung pertumbuhan Perseroan ke depan.
Perseroan juga berkomitmen untuk terus menambah konsesi jalan tol yang dimilikinya. Pada November 2020, Perseroan selaku pemegang saham mayoritas sebesar 60 persen membentuk entitas perusahaan baru bernama PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), yang akan mengelola Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.
Jalan tol sepanjang 75,82 Km ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 14,26 triliun dengan masa konsesi 40 tahun. Jalan Tol Yogyakarta-Bawen akan melintasi dua provinsi sekaligus, yaitu Provinsi Jawa Tengah (67,05 Km) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (8,77 Km). Dengan penambahan konsesi Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, maka hingga akhir tahun 2020, konsesi jalan tol Perseroan di seluruh Indonesia mencapai 1.603 Km.
Di akhir September 2020, Jalan Tol Manado-Bitung Ruas Manado-Danowudu yang dikelola oleh Perseroan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dengan dioperasikannya Jalan Tol Manado-Bitung Ruas Danowudu sepanjang 26,35 Km dan Jalan Tol Pandaan-Malang seksi V Pakis-Malang sepanjang 3,11 km pada April 2020, Jasa Marga memiliki total 1.191 Km jalan tol operasi yang tersebar di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2020.
Sumber Republika, edit koranbumn















