Emiten BUMN, PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) menguasai 50 persen aset jalan tol di Indonesia dan menjadi pemimpin pasar.
Direktur Jasa Marga M. Agus Setiawan mengklaim jika per November 2022, 50 persen dari jalan tol yang beroperasi merupakan milik Jasa Marga.
“Rincian pangsa pasar jalan tol di antaranya 50 persen Jasa Marga, Astra Tol Nusantara sebesar 9 persen, Hutama Karya sebesar 23 persen, Waskita Karya 11 persen, Nusantara Infrastruktur 1 persen, Citra Marga Nusaphala sebesar 3 persen, lainnya sebesar 3 persen,” kata Agus dalam paparan Market Outlook dalam acara seminar Economic and Market Outlook Capital 2023 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) dan CSA Community didukung Perkumpulan Profesional Pasar Modal Indonesia (PROPAMI), Kamis (9/12/2022).
Lebih rinci, Agus menjelaskan bahwa saat ini sepanjang 1.809 km merupakan jalan tol konsesi dan 1.260 km akumulasi panjang jalan tol beroperasi.
“Sepanjang 13,40 km merupakan penambahan jalan tol beroperasi tahun 2022 untuk Manado-Bitung (seksi Danowudu-Bitung) (13,40 km) dan sepanjang 206,65 km untuk penambahan Jalan Tol Konsesi Tahun 2022 yaitu Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap.
Terdapat 2 proyek jalan tol milik JSMR di wilayah Jakarta, yaitu Serpong – Cinere dan Jakarta – Cikampek II Selatan. Progres dua proyek ini per 25 November yaitu Serpong – Cinere (10.14 km) progres pembebasan lahan 99,67 persen dan progres konstruksi 100 persen.
Untuk Jakarta-Cikampek II Selatan (64 km) progress pembebasan lahan sebesar 69,36 persen dan progres konstruksi 37,22 persen.
Sedangkan untuk area Jawa, terdapat 4 proyek jalan tol dengan masing masing progress yaitu Gedebage – Tasikmalaya (95.5 km) progres pembebasan lahan 0 persen, progress konstruksi 0 persen. Kediri – Kertosono (20.3 km) progres pembebasan lahan 0 persen, progress konstruksi 0 persen. Probolinggo – Besuki (29.6 km) progres pembebasan lahan 55,73 persen, progress konstruksi 0 persen.
Proyek keempat yaitu Yogyakarta – Banyurejo (8.8 km) dengan progres pembebasan lahan 65,01 persen dan progress konstruksi sebesar 14,34 persen.
Meski demikian, Agus mengungkapkan jika saat ini terdapat setidaknya empat karakteristik investasi jalan tol yaitu Investasi Jangka Panjang dengan masa Payback Period 15-35 Tahun, Biaya Konstruksi Tinggi, Diperlukan Dana Talangan Tanah dan Deficit Cash Flow di tahun awal operasi lebih dari 10 tahun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn