PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bakal mengalihkan fokus bisnisnya dari produk tabungan berencana (saving plan) ke produk asuransi tradisional dan asuransi berbalut investasi atau unit-linked.
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan bahwa strategi tersebut dilakukan dalam rangka transformasi bisnis yang dimulai pada awal tahun ini. Sejauh ini porsi produk saving plan Jiwasraya mencapai 35%. Dalam jangka panjang, Jiwasraya bakal menghilangkan produk saving plan.
Dengan demikian, Jiwasraya akan beralih kepada non-guarantee product, antara lain personal accident, asuransi perjalanan, asuransi kesehatan, dan produk berbasis unit-linked.
“Kami tidak mau lagi produk yang hanya besar preminya. Walaupun banyak pemain yang mengandalkan spread, saya mau ke proteksi yang tidak besar ke balance sheet tetapi besar ke income statement atau ke laba rugi,” katanya, Minggu (13/1/2019).
Sebelumnya, Jiwasraya menunda pembayaran klaim JS Proteksi Plan, salah satu produk yang dipasarkan melalui jalur distribusi bancassurance. Penundaan pembayaran klaim dilakukan karena perusahaan asuransi jiwa pelat merah tersebut mengalami tekanan likuiditas. Nilai tunai jatuh tempo yang harus dibayarkan senilai Rp802 miliar yang berasal dari 711 polis.
Sebagai langkah transformasi, pada awal tahun ini, Jiwasraya merilis dua produk baru seperti perlindungan mikro dan asuransi demam berdarah. Produk ini dapat diakses secara digital dengan nilai premi terjangkau yakni Rp17.000— Rp50.000.
“Kami melakukan transformasi total dengan memperbaiki internal business process, produk, sistem keagenan, model bisnis korporasi. Saya juga meningkatkan sistem IT dan mendigitalkan produk sederhana,” katanya.
Di samping peralihan produk dan pemanfaatan digital, Hexana juga menginisiasi sejumlah strategi efisiensi. Salah satunya dengan mengefisiensi aset properti Jiwasraya sehingga dimanfaatkan untuk membayar tanggungan polis.
Kendati telah menyiapkan sejumlah strategi, dia mengaku pertumbuhan bisnis belum dapat dicapai dalam jangka waktu satu tahun. “Belum bisa positif. Kami masih mau cari penyelesaian fundamental dari permasalahan panjang ini.”
Sumber Bisnis Edit koranbumn