Jumlah pelanggan PT PLN (Persero) pengguna PLTS atap di DKI Jakarta tumbuh cukup signifikan dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
PLN mencatat hingga April 2020, jumlah pelanggan di Jakarta yang menggunakan PLTS atap telah mencapai 659 pelanggan. Akhir tahun lalu, pelanggan PLN pengguna PLTS atap tercatat mencapai 562 dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 megawatt.
“Dari akhir tahun lalu, sudah tumbuh 17 persen dengan total 659 pelanggan. Dayanya 11,4 MVA dengan kapasitas terpasangnya 2,5 megawatt,” ujar General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan dalam webinar, Minggu (4/10/2020).
Meski pemanfaatan PLTS atap berpotensi mengurangi penjualan listrik PLN, perseroan berkomitmen mendukung pengembangan energi terbarukan tersebut guna mewujudkan pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025.
Beberapa dukungan pemanfaatan PLTS atap yang diberikan perseroan, antara lain dengan menyediakan fasilitas pararel dengan grid, serta membuat sistem billing untuk mengakomodasi ekspor impor offset dan memberi credit deposit dari konsumen PLTS.
“Sudah banyak pelanggan, sekitar 90 persen, mereka sudah dipasang meter ekspor impor, sedangkan masih ada juga yang dia stand alone dengan grid,” kata Doddy.
“Kami juga sudah buat sistem billing untuk mengakomodasi ekspor impor offset. Modelnya berapa dia beli dari PLN, berapa dia jual ke PLN, kemudian di-offset dengan perbandingan 1:0,65.”
Selain itu, PLN juga menyediakan reserve margin yang cukup dan tepat untuk mengimbangi intermitensi PLTS.
Dukungan lainnya, perseroan tetap menjaga reliabilitas dan kualitas konsumen PLTS atap dan lingkungannya dengan memelihara keseimbangan pasokal local dan permintaan, serta menjalankan skema bisnis yang adil untuk pelanggan dan PLN.
Sumber Bisnis, edit koranbumn