PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menghadapi Tahun Kerbau Logam pada 2021 dengan meningkatkan daya tahan perusahaan sebagai bagian dari periode pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartanto mengatakan sejumlah langkah yang akan KAI tempuh meliputi transformasi digital, organisasi, dan proses bisnis. Pada masa pandemi ini perseroan akan bekerja extraordinary, tidak seperti biasa.
Didiek menjabarkan langkah adaptif dilakukan dengan terus berinovasi, cepat menyesuaikan diri, melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi, serta efisiensi. Alhasil pada tahun ini KAI akan menambah fitur-fitur KAI Access serta menggunakan big data untuk mengetahui minat dan kebiasaan pelanggan, sehingga KAI dapat melayani dan menghadirkan layanan sesuai keinginan pelanggan.
KAI juga akan mengembangkan aplikasi untuk operasional kereta api sehingga mampu mengefisienkan petugas dengan tetap memastikan operasional kereta api dengan lancar. Penggunaan aplikasi pun diterapkan untuk memudahkan perawatan dan pemantauan sarana dan prasarana.
“Kami berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligence [kecerdasan buatan],” katanya, Selasa (26/1/2021).
KAI juga berinovasi untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dengan terus mengujicobakan penggunaan B100 pada genset kereta. Sebagai informasi, B100 merupakan 100 persen Biodiesel dengan bahan dasar sawit, sehingga akan lebih ramah lingkungan.
Didiek juga menilai pada 2021 merupakan tahun vaksinasi Covid-19. Alhasil KAI tetap adaptif dan siap mendukung program tersebut dengan mendaftarkan seluruh pegawai untuk melakukan vaksinasi. Adapun dalam melayani pelanggan, KAI mewajibkan rapid test antigen bagi Awak Sarana Perkeretaapian dan petugas kesehatan serta rapid test antibodi untuk petugas frontline.
“Kami menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan memastikan petugas yang melayani pelanggan semuanya dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit kroanbumn