PT Pertamina menyiapkan sejumlah program jangka panjang demi menjaga tingkat produksi Blok Rokan pasca alih kelola pada 9 Agustus 2021.
CEO Pertamina Hulu Energi Sub Holding Hulu Pertamina Budiman Parhusip mengatakan, untuk memastikan terlaksananya sejumlah program kerja dalam lima tahun mendatang maka kebutuhan investasi diperkirakan mencapai US$ 3 miliar. Jumlah ini pun meningkat dari estimasi awal yang ada dikisaran US$ 2 miliar.
“Program lima tahun ini kami mengestimasi akan dibutuhkan investasi sekitar US$ 3 miliar,” ujar Budiman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (29/9).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, secara khusus untuk tahun ini Pertamina menargetkan pemboran sumur yang cukup masif mencapai 161 sumur. Dalam masa awal transisi Blok Rokan, kata Nicke, Pertamina belajar banyak dari alih kelola Blok Mahakam.
“Dari Mahakam kita mengambil pembelajaran banyak sekali untuk kita lakukan pengembangan di masa transisi,” kata Nicke.
Adapun, dalam masa awal alih kelola ini, Nicke menilai, kinerja Blok Rokan pun melebihi rencana yang ditetapkan Pertamina.
Budiman melanjutkan, pemboran sumur di Blok Rokan kini telah mencapai 52 sumur dari target 161 sumur. Selain itu, penambahan rig juga bakal dilakukan secara bertahap demi mencapai target pemboran sumur ditahun ini.
Hingga Agustus 2021, jumlah rig untuk pemboran sudah mencapai 10 rig. Jumlah ini akan meningkat hingga 17 rig dalam beberapa bulan ke depan.
Pemboran sumur pengembangan secara masif memang bakal dilakukan Pertamina untuk lima tahun kedepan. Pada tahun 2022, pemboran diharapkan mencapai 500 sumur, kemudian di 2023 pemboran juga akan dijaga di angka 500 sumur. Kemudian untuk tahun 2024 dan 2025 nanti masing-masing ditargetkan sebanyak 400 sumur pengembangan dapat dibor.
Selain pemboran yang masif, Pertamina juga siap menjalankan program lainnya yakni pengembangan lapangan-lapangan primary, optimasi waterflood, steamflood dan eksplorasi formasi Telisa.
Merujuk catatan Pertamina, laju baseline produksi Blok Rokan berpotensi mengalami penurunan. Untuk itu, sejumlah upaya eksplorasi diharapkan dapat menjaga tingkatan produksi atau bahkan meningkatkan produksi Blok Rokan. Pada tahun ini, Pertamina menargetkan produksi Blok Rokan mencapai 167 ribu barel per hari (bph). Pada 2025 mendatang, produksi Blok Rokan ditargetkan meningkat hingga 225 ribu bph.
Selain pemboran sumur baru, kata Budiman, sumur-sumur yang ada saat ini juga tetap jadi fokus Pertamina. Sejumlah pengerjaan ulang atau work over dan perawatan sumur juga bakal dilakukan dan ditingkatkan ke depannya.
Senada, Nicke memastikan, upaya menjaga sumur lama yang telah berproduksi bakal tetap dilakukan Pertamina. “Tiap tahun kita (lakukan) well services dan intervention. Sumur lama kan turun terus kan, itu natural decline makanya perlu pengeboran baru,” ujar Nicke.
Sumber Kontan, edit koranbumn