PT PP Presisi Tbk. memastikan kapasitas alat berat yang dimiliki perseroan akan mencukupi untuk mendukung pencapaian target kontrak baru senilai Rp5,5 triliun – Rp6,0 triliun dan target pendapatan sebesar Rp4,0 triliun – Rp4,5 triliun pada tahun depan.
Benny Pidakso, Direktur Keuangan PP Presisi, mengatakan bahwa perseroan sedang membidik proyek-proyek infrastruktur seperti proyek pelabuhan Patimban paket I & IV dan proyek pembangunan jalur kereta api Lahat-Muara Enim.
Selain itu juga proyek pembangunan tanggul raksasa Ciujung Serang, PLTA Asahan 3, runway bandara Minangkabau, bandara Kediri serta beberapa proyek dredging dan pertambangan.
PPRE memiliki mobile fleet lebih kurang 2.400 unit, antara lain excavator: 361, dump truck: 1.606, bulldozer: 92, roller, loader & grader: 160, mixer truck: 131, concreate pavers: 13, asphalt mixer & finisher: 11, stone crusher: 14 dan sebagainya dengan rata-rata usia : 1,7 tahun.
Mobile fleet tersebut berasal dari brand-brand ternama antara lain, Caterpillar, Liebherr, Bomag, Wirtgen, Sumitomo, Komatsu, Kobelco, Hino, Sakai dan sebagainya.
Sedmentara itu, non-mobile fleet, PPRE memiliki lebih kurang 150 unit, antara lain tower crane: 86, crawler crane: 28, passenger hoist: 27, batching plant: 17, bored pile: 8 unit dan sebagainya.
Dukungan fleet dalam jumlah besar & berasal dari brand ternama dengan rata-rata usia muda, PPRE telah dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur strategis berskala nasional, antara lain, proyek tol Bakauheni-Sidomulyo (bagian dari tol trans Sumatra) dan proyek tol Pandaan-Malang.
Selain itu juga proyek tol ManadoBitung, proyek runway 3 bandara internasional Soekarno-Hatta (Soetta), bandara Kulon Progo, bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, bendungan Way Sekampung, bendungan Leuwi Keris, dan sebagainya.
Selain kapasitas fleet yang dapat diandalkan, kepercayaan yang diperoleh PPRE tersebut juga didapat karena kemampuan PPRE untuk men-delivery pekerjaannya secara terintegrasi sehingga tercipta value added yang dinikmati oleh pemilik proyek/pemberi kerja.
Kapasitas fleet tersebut akan bertambah di tahun 2019 seiring dengan capex yang dianggarkan sebesar Rp1 – 1,5 triliun yang sekitar 70% akan dialokasikan untuk pembelian alat-alat berat.
“Di samping kapasitas fleet, pertumbuhan berkelanjutan perseroan di tahun mendatang, juga didukung oleh kemampuan likuiditas perseroan yang per 30 September 2018 mencatat current ratio sebesar 2,3X dan kemampuan leveraging yang masih terbuka lebar, yang mana per 30 September 2018 mencatat debt to equity ratio sebesar 0,8X serta net debt/EBITDA (TTM) sebesar 1,2X,” katanya dalam siaran pers, Selasa (18.12.2018).
sumber bisnis.com