Adapun, sumber Bloomberg mengatakan bahwa Danantara merekrut penasihat untuk mendirikan perusahaan baru yang akan menggabungkan kekuatan ketiga bank BUMN ini di bidang pengelolaan aset. Penggabungan tiga perusahaan ini dilakukan untuk membangun pengelola aset untuk bersaing di Tanah Air dan kawasan. Perusahaan pengelolaan aset lainnya juga kemungkinan masuk dalam radar rencana penggabungan ini.
Seperti diketahui, BRI memiliki entitas anak PT BRI Manajemen Investasi yang sebelumnya merupakan PT Danareksa Investment Management. Kemudian, Bank Mandiri memiliki entitas bernama PT Mandiri Manajemen Investasi dan BNI memiliki PT BNI Asset Management (BNI AM). Adapun, entitas BUMN di bidang ini, yakni PT Bahana TCW Investment Management yang berada di bawah holding BUMN asuransi dan penjaminan.
Danantara akan memfinalkan aksi ini setidaknya pada kuartal I/2026. Adapun, pertimbangan masih berjalan sehingga belum ada keputusan final terkait hal ini. Juru bicara Danantara menyebutkan terlalu dini untuk mengomentari kabar ini. Perwakilan dari bank BUMN terkait pun tak memberikan komentar soal rencana aksi korporasi yang dimotori Danantara.
Sumber Bloomberg menyebutkan bahwa tantangan untuk mengeksekusi rencana ini termasuk meyakinkan pemegang saham minoritas untuk menjual bisnis pengelolaan aset pada nilai yang wajar dan negosiasi kerja sama distribusi.
Danantara yang melaporkan langsung kegiatannya kepada Presiden Prabowo Subianto didirikan pada tahun ini untuk mengelola perusahaan pelat merah, menginvestasikan dividennya dan mengutamakan kepentingan strategis nasional.
Danantara pun sebelumnya menyebutkan rencananya untuk berinvestasi di pasar modal, termasuk surat utang dan saham.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani menegaskan Danantara tidak hanya mengelola dana untuk kepentingan internal, tetapi juga membuka peluang bagi sektor swasta untuk berkolaborasi dalam berbagai program investasi. Salah satunya adalah proyek waste-to-energy atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL).
Selain itu, konsolidasi aset BUMN di bawah Danantara mencakup 1.044 perusahaan di 12 sektor. Dengan jumlah itu, lembaga sovereign wealth fund ini akan berfokus pada optimalisasi aset dan penciptaan nilai tambah.
Dalam perkembangan sebelumnya, Danantara Indonesia berencana mengalokasikan 15% dari total dividen BUMN yang diperoleh untuk sejumlah program. Salah satunya terkait dengan investasi ke modal ventura.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir mengatakan alokasi sebagian dividen sejalan dengan fokus perusahaan untuk menggandeng perusahaan global terbaik dan mendorong mereka berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, Danantara kini aktif membangun kerja sama dengan mitra yang tepat untuk proyek-proyek strategis. Lembaga ini pun menargetkan mitra yang memiliki rekam jejak baik dan mampu memberikan nilai tambah.
“Satu hal yang perlu kami lakukan adalah menjalankannya dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Kami ingin memastikan perencanaan matang, dan sekitar 15% dari dividen kami telah dialokasikan untuk tujuan ini,” kata Pandu.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















