PT Waskita Karya (Persero) mengumumkan kemitraan strategis dengan penyedia solusi geospasial terkemuka Esri Indonesia untuk mengadopsi inovasi di bidang Teknik Digital bernama GeoBIM (Kembar Digital) yang akan memungkinkan perseroan untuk menciptakan infrastruktur dan fasilitas yang lebih tangguh di seluruh negeri.
Kemitraan ini hadir sebagai bagian dari strategi transformasi digital Waskita yang bertujuan untuk memanfaatkan teknologi pintar dan Big Data untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas, keselamatan tenaga kerja, dan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Inti dari kemitraan ini adalah solusi Sistem Informasi Geografis (GIS) yang mengintegrasikan, mengelola, dan menganalisis berbagai data termasuk data BIM (Building Information Modeling) dengan tujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada desainer dan arsitek dalam hal lokasi, orientasi, dan lokasi struktur yang akan digunakan bahkan sampai bahan bangunan.
Menurut Achmad Istamar, Chief Executive Officer Esri Indonesia, meskipun GIS diperlukan untuk perencanaan dan pengoperasian kota, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya dalam konteks lingkungan sekitarnya, informasi BIM sangat penting untuk mendesain dan pembangunan konstruksi struktur tersebut.
“Integrasi BIM dan GIS [juga dianggap sebagai GeoBIM] akan menghasilkan Kembar Digital 3D yang akan membantu Waskita membuat desain yang memaksimalkan nilai jangka panjang dari infrastruktur jangka panjang di seluruh negeri,” kata Istamar.
Selain itu, GeoBIM akan memungkinkan para perencana, insinyur, dan arsitek untuk memvisualisasikan dan bereksperimen dampak desain mereka terhadap lingkungan dan lanskap yang ada pada peta 3D untuk memastikan infrastruktur dan fasilitas dalam dalam proyek mendatang mendukung kebutuhan masyarakat sekitar.
Istamar menjelaskan bahwa GeoBIM juga diharapkan dapat memecah silo dan mengkonsolidasikan data dari berbagai departemen Waskita ke dalam satu platform pemetaan dinamis.
“Ini adalah standar praktik terbaik saat ini untuk pengelolaan data karena setiap proyek dan pemangku kepentingan mendapat manfaat dari memiliki satu titik kebenaran untuk semua data proyek,” katanya.
Dengan demikian, semua pemangku kepentingan dapat melihat desain keseluruhan proyek dan memahami hubungan antara lingkungan dan struktur yang direncanakan sehingga kemungkinan yang diperlukan dikembangkan untuk menghindari ketidakefisienan dan pemborosan selama proyek berjalan.
Dengan adanya Covid-19, telah mendorong banyak organisasi untuk mengadopsi transformasi digital dengan sangat cepat. Waskita Karya mengambil pendekatan berpikiran maju tentang inovasi dengan memikirkan bagaimana adopsi teknologi mereka dapat membantu memajukan industri infrastruktur di Indonesia.
“GeoBIM adalah tren terbaru dalam rekayasa dan konstruksi digital yang melanda seluruh dunia. Kami berharap dengan bermitra dengan Esri Indonesia dalam inisiatif yang menarik ini dan akan mengantarkan era baru desain infrastruktur di negara ini.”
Hadjar Seti Adji, Direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Sistem Waskita Karya mengatakan bahwa teknologi memberdayakan perseroan untuk merencanakan, membuat keputusan, dan mengelola sumber daya dan fasilitas kami dengan lebih baik.
“Dalam kasus kemitraan ini, GeoBIM akan memungkinkan kami untuk bereksperimen secara virtual berbagai konfigurasi perencanaan, menyediakan platform umum untuk komunikasi yang lebih baik dengan banyak pemangku kepentingan serta membuat proses alur kerja yang efisien,” kata Hadjar.
Kemitraan dengan Esri Indonesia dan penggunaan GeoBIM diharapkan akan membawa manfaat yang besar bagi tranformasi sistem Big data dan sistem Informasi Infrastruktur, tidak hanya untuk portofolio proyek kami tetapi juga bagi komunitas konstruksi Indonesia ,yang dapat menikmati dan menggunakan infrastruktur dan fasilitas kami.
“Ini memang merupakan aspirasi utama dalam perjalanan transformasi bisnis kami dan diharapkan akan menginspirasi pemangku hajat konstruksi Indonesia untuk melakukan hal yang sama dan mendukung program ini,” tegasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn