Jadwal operasi moda Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dipastikan mundur lagi hingga semester I/2023. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut review konsultan terhadap kesiapan pengoperasian LRT secara otomatis atau driverless masih membutuhkan waktu lebih panjang.
Untuk diketahui, LRT Jabodebek akan dioperasikan secara driverless atau tanpa masinis. Saat mulai beroperasi nanti, LRT Jabodebek akan menjadi moda kereta pertama yang dijalankan tanpa masinis di Indonesia.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai pihak operator LRT, yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan yang bertanggung jawab terhadap sistem persinyalan yakni PT LEN, masih memastikan faktor keamanan dari pengoperasian sistem driverless tersebut.
“Karena sistem driverless [GoA 3] baru pertama di Indonesia jadi operatornya PT LEN & PT KAI masih mencari keamanan sistem nirmasinis yang lebih matang dan yang no trial error,” kata Deddy, Kamis (21/7/2022).
Sebelumnya, jadwal operasi LRT Jabodebek yang mundur dari target sebelumnya pada 2022 dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati. Dia menyebut proyek tersebut membutuhkan lebih banyak waktu sebelum bisa mulai dioperasikan secara otomatis untuk mengangkut penumpang.
“Memang ini penting sekali untuk memberikan lebih banyak waktu karena setelah dilakukan review oleh konsultan, kita masih membutuhkan waktu untuk penyiapan dari sisi organisasi, SDM, serta kompetensinya,” kata Adita melalui rekaman video kepada Bisnis, Rabu (20/7/2022).
LRT Jabodebek yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) bidang transportasi ini akan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Dikutip dari situs resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero), sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis, sekaligus dipantau juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.
Sebelum beroperasi pada 2023, LRT Jabodebek ditargetkan untuk diujicoba secara otomatis tanpa penumpang pada akhir 2022. Sebelumnya, Kemenhub sempat menargetkan uji coba (soft launching) dilakukan pada sekitar Agustus 2022.
Di sisi lain, Adita mengatakan saat ini operator yang ditunjuk belum pernah mengoperasikan sistem driverless.
Adapun, KAI akan menjadi operator dari LRT Jabodebek. Pada awal Juli 2022, BUMN transportasi itu menyampaikan bahwa akan mengirim 92 orang SDM-nya untuk mengikuti pelatihan sistem pengoperasian kereta otomatis GoA 3 ke Malaysia.
Adita menyebut saat ini progres pembangunan fisik proyek LRT Jabodebek sudah mencapai 91,2 persen. Pembangunan fisik meliputi penyelesaian depo serta akses menuju stasiun.
Jelang uji coba pada akhir tahun ini, LRT Jabodebek tengah menjalani uji coba integrasi antarsistem persinyalan guna mendukung pengoperasian kereta tanpa masinis.
“Kendala teknis relatif tidak ada meskipun saat-saat ini sangat krusial untuk terus mengujicobakan antarsistem sehingga nanti uji coba operasi akan bisa dengan seluruh rangkaian kereta tetapi masih tanpa penumpang,” jelas Adita.
Untuk diketahui, LRT Jabodebek akan beroperasi pada tiga lintas perjalanan yakni Cawang-Cibubur, Cawang-Bekasi Timur, dan Cawang-Dukuh Atas. Terdapat 18 stasiun yang akan dilewati oleh kereta yang dijalankan secara otomatis atau driverless (tanpa masinis).
Sumber Bisnis, edit koranbumn