Dunia kini sedang menghadapi Revolusi Industri 4.0 dimana perubahan terjadi dengan begitu cepat dengan impak yang sangat luar biasa. Kondisi seperti ini juga disebut dengan disruptive era (era disrupsi), era penuh gangguan dengan banyaknya perubahan situasi di mana pergerakan dunia industri tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru. Disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disruptif. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan dan keuangan, transportasi, logistik, hingga pendidikan.
Perkembangan perdagangan elektronik (e-commerce) telah mengubah wajah bisnis logistik. Permintaan pasar e-commerce yang besar telah menciptakan penawaran yang tinggi, dalam teori ekonomi dikenal dengan demand create supply, yang mendorong tumbuhnya pemain logistik. Para pendatang, pemain baru penyedia jasa logistik ini ada yang berasal dari pemain dengan model bisnis logistik konvensional, namun juga ada yang berasal dari pemain dengan model bisnis baru. Mereka sama-sama menambah tingkat kompetisi bisnis logistik semakin ketat dan menyediakan beragam pilihan bagi pengguna jasa logistik dengan menawarkan value proposition yang lebih memikat. Value proposition jasa logistik ini mencakup kecepatan, ketepatan, kemudahan, eksibilitas, respon pelayanan, keamanan, dan lain-lain. Di bisnis pos atau kurir, para pemain incumbent yang telah mendominasi dan menikmati pasar jasa pos atau kurir ini karena booming e-commerce, dipaksa bersaing dengan pemain baru.
Disrupsi pada proses bisnis logistik juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, isu yang menjadi topik hangat dalam inovasi logistik selama beberapa tahun terakhir. Unmanned Aerial Vehicles (UAV) telah banyak digunakan di gudang baik untuk penyimpanan atau pengambilan barang, demikian juga peluang penggunaan drone untuk delivery barang. Trend lain adalah Internet of Things (IoT) dan potensinya untuk menghubungkan hampir semua hal ke internet dan mempercepat logistik berbasis data. Demikian pula dengan penggunaan robot kolaboratif di beberapa perusahaan, sudah menunjukkan bahwa robot bisa bekerja berdampingan dengan karyawan, mendukung pekerjaan yang repetitif dan fisik dalam operasi logistik.
Untuk mendapatkan gambaran tentang industri logsitik dan trend perkembangan industri logistik ke depan, Kemenko Perekonomian bersama Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia (YPBPI) yang memiliki STIMLOG dan Poltekpos menyelenggarakan workshop Transformasi Digital Industri Logistik dan Mendesain Ulang Penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik di Indonesia. Workshop tersebut dibuka oleh Elen Setiadi, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri, Kemenko Perekonomian di Kantor Kemenko Perekonomian (15/5).
Dalam workshop ini, Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W. Setijono menjadi moderator dan memimpin diskusi dengan para narasumber ahli diantaranya Florian Holm, pakar e-commerce yang juga mantan CEO La Zada; Mohammad Feriadi, Direktur Utama JNE Express/Ketua Umum Asperindo; Ivan Kamadjaja, CEO PT Kamadjaja Logistics; Rahim Tahir, Founder PT Ark Logistics & Transport; Iman Gandhi, Director ALFI Institute; Imam Sjafei, Direktur Utama PT Cipta Krida Bahari; Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng, Ph.D, CSCP, President of Indonesian Supply Chain and Logistics Institute (ISLI), dan Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI).
Dalam workshop yang berlangsung sangat dinamis dan mencerahkan tersebut hadir para peserta dari berbagai Perusahaan e-Commerce Logistics, Pos Indonesia dan BUMN lainnya, perusahaan penyedia jasa logistik, perusahaan penyedia logistik kurir/ekspres, beberapa Asosiasi logistik, beberapa penyelenggara pendidikan terkait logistik seperti STIMLOG dan Poltekpos, Kemenko Perekonomian, Kemenristek Dikti dan lain-lain. Closing remark workshop disampaikan oleh Erwin Raza, Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kemenko Perekonomian. Workshop yang penting tersebut menghasilkan beberapa hal yang sangat bermanfaat bagi dunia bisnis dan pendidikan yaitu memberian gambaran proses bisnis logistik; implementasi sistem teknologi di perusahaan logistik ; pandangan trend perkembangan bisnis logistik ke depan ; Job (pekerjaan) masa depan dibutuhkan di perusahaan logistik ; serta kompetensi dan profil (posisi/jabatan) SDM yang diharapkan oleh perusahaan logistik.
Pada kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan kesepakatan bersama antara 2 Institusi Penidikan yang dimiliki oleh YPBPI yaitu Poltekpos dan STIMLOG dengan PT Kamadjaja Logistics dan Indonesian Supply Chain and Logistics Institute (ISLI) yang juga merupakan salah satu tanda sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia bisnis untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia masa depan yang dibutuhkan dunia bisnis khususnya bidang logistik. ***
Sumber Situs Web Pos Indonesia