Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana melakukan inbreng atau pengalihan saham pemerintah dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) kepada PT Hutama Karya (Persero).
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut sekitar 75,34 persen saham pemerintah di Waskita atau sebanyak 21,7 miliar (21.7-5.644.362) saham kemungkinan akan di-inbreng ke dalam Hutama Karya. Namun, Kementerian BUMN akan memastikan restrukturisasi Waskita untuk rampung terlebih dahulu.
Adapun pria yang akrab disapa Tiko ini menepis kemungkinan Waskita untuk delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, Kementerian BUMN tidak memiliki rencana untuk Hutama Karya ke lantai BEI.
“Idenya inbreng saham Waskita ke Hutama Karya. Waskita tidak delisting Waskita karena saham pemerintah yang dipindah ke Hutama Karya,” ujar Tiko di kompleks parlemen, Senin (5/6/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan Kementerian BUMN telah menyiapkan sederet strategi dalam upaya penyehatan Waskita. Pertama, pemerintah bersama Waskita berusaha untuk melakukan restrukturisasi dengan kreditur dan para pemegang obligasi yang nilainya mencapai Rp45 triliun.
Kemudian, pemerintah juga sedang mempertimbangkan adanya penambahan modal untuk Waskita. Namun, penambahan modal ini nantinya akan dipisahkan dari dana untuk proyek strategis nasional (PSN).
“Kita sedang negosiasi apakah kita perpanjang 10 tahun atau 18 tahun. Kita sedang negosiasi ketat dengan kreditur dan pemegang obligasi,” jelasnya.
Tiko mengatakan nantinya Waskita sebagai anak usaha Hutama Karya bisa memperoleh proyek dengan margin yang lebih terukur. Hal ini akan membuat persaingan dalam tender tidak banting harga dan berujung pada kerugian.
Selain itu, Waskita juga berencana untuk melakukan divestasi sebanyak total 20 aset tol. Sebanyak 9 aset tol telah dilepas oleh Waskita, sedangkan 3 tol masih dalam proses divestasi.
Meski demikian, dia menyebut pelepasan aset tersebut membutuhkan waktu lama lantaran internal rate of return (IRR) yang relatif rendah. Dia juga menjelaskan kepada para kreditur dan pemegang obligasi Waskita bahwa banyak uang yang masih “nyangkut” pada aset tol.
“Kalau dipaksakan sekarang mau dilelang tol-nya kan juga tidak ada nilainya karena belum selesai tol-nya,” tuturnya.
Beberapa ruas tol yang saat ini masih dalam pembangunan adalah Tol Kayu Agung–Palembang–Betung (Kapal Betung), Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), dan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Kemudian sembilan ruas tol yang telah dilepas oleh Waskita adalah jalan tol Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi (Seksi 1—7), Kuala Tanjung—Tebing Tinggi—Parapat (Seksi 1—6), Cibitung—Cilincing (Seksi 1—4), Cinere—Serpong (Seksi1—2), Bogor—Ciawi—Sukabumi (Seksi1—4), Depok—Antasari (Seksi 1—3), Pemalang—Batang (Seksi 1—2), Batang—Semarang (Seksi 1—5), dan Krian—Legundi—Bunder—Manyar (Seksi 1—4).
Sumber Bisnis, edit koranbumn