Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menggabungkan perusahaan pelat merah PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau PT Inuki dalam holding BUMN Farmasi pada tahun depan.
Asisten Deputi Bidang Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN Aditya Dhanwantara mengatakan pihaknya telah menyampaikan inisiasi kepada stakeholder untuk dimulainya proses menjadikan PT Inuki sebagai bagian dari holding BUMN Farmasi.
“Kami berharap ini dapat selesai pada 2021 dan Inuki akan difokuskan untuk mendukung kedokteran nuklir di Indonesia,” katanya dalam Ngopi BUMN dengan tajuk Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19, Kamis (15/10/2020).
Aditya mengemukakan pemerintah saat ini mengamati bahwa kedokteran nuklir juga menjadi masa depan dalam industri kesehatan. Alhasil, Inuki diharapkan memberikan efeketifitas dan kemanfaatan lebih baik dalam menguatkan kinerja holding BUMN Farmasi.
Inuki saat ini memiliki fokus produksi RI/RF atau radioisotop dan radiofarmaka yang mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal dan internasional.
Selain itu, Inuki juga mengembangkan EBN atau elemen bakar nuklir yang digunakan untuk reaktor, PLTN, dan ekspor. Inuki juga mengembangkan usaha di bidang produksi radioisotop dan radiofarmaka untuk keperluan medis dan industri yang dilaksanakan oleh Divisi Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka (RI/RF).
Perseroan yang sebelumnya bernama PT Batan Teknologi dan resmi diubah menjadi Inuki sejak 2014 ini diharapakan dapat meningkatkan daya saing dengan mempertegas branding perusahaan sebagai industri nuklir Tanah Air.
Sumber Bisnis, edit koranbumn