Regulator dan operator memproyeksikan pergerakan penumpang udara pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) hanya tumbuh 20 persen dibandingkan dengan rata-rata pergerakan harian normal pada masa pandemi.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto memperkirakan pertumbuhan penumpang angkutan udara pada momentum akhir tahun ini hanya beranjak 10 persen hingga 20 persen dibandingkan dengan rata-rata penumpang hari normal pada masa pandemi.
Novie meyakini masih bisa mengakomodir lonjakan penumpang berapapun jumlahnya pada periode Nataru karena pertumbuhan penumpang diprediksikan masih kalah jauh dibandingkan dengan angka tahun lalu.
Berdasarkan data Kemenhub angkutan udara pada periode ini diprediksi turun 53,7 persen menjadi 2,59 juta dari 2019 yang mencapai 5,6 juta penumpang. Berikutnya, angkutan laut terjadi penurunan 45,6 persen menjadi 728.000 dari sebelumnya yang dapat mencapai 1,34 juta penumpang.
Dia juga optimistis persiapan dari sisi armada, slot penerbangan di bandara, petugas protokol kesehatan hingga koordinasi antar operator telah dilakukan.
“Yang pasti memang pada 24 Desember 2020 ada lonjakan penumpang, tetapi yang arus baliknya ini kami belum tahu karena ada yang nantinya mungkin hanya natal saja dan ada juga yang memilih sekaligus libur. Terlebih ada pemotongan hari libur dari rencana sehingga harus menyesuaikan revisi dan pergeseran prediksi sebelumnya,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (1/12/2020).
Novie menuturkan sejauh ini telah mengakomodasi slot penerbangan secara terbuka bagi maskapai yang mengajukan tambahan penerbangan atau extra flight. Dia membeberkan tingkat utilisasi armada maskapai saat ini baru berada di level 50 persen hingga 60 persen dari total sekitar 1.000 armada yang dimiliki.
Dengan angka tersebut, dia memprediksikan jika nantinya pertumbuhan penumpang maksimal 20 persen maka tingkat utilisasi maskapai baru mencapai 70 persen. Alhasil memang masih banyak armada yang belum terpakai utilitasnya pada akhir tahun ini.
Pihaknya masih akan berpegang pada pemenuhan protokol kesehatan SE Gugus Tugas No.7/2020 yang sampai saat ini masih berlaku dan dianggap sah. Novie pun mengharapkan transportasi udara tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat untuk digunakan secara massal.
“Kami cukup hati-hati. Mudah-mudahan dengan adanya perkembangan yang lebih baik, dengan adanya hepa yang sudah terbukti terkait dengan pesawat udara aman dan bisa digunakan dengan load tertentu ini akan dilakukan dan diperjuangkan maksimal,” katanya.
Sementara itu, PT Angkasa Pura I juga memperkirakan pergerakan penumpang di 15 bandara yang dikelolanya pada periode Libur Natal 24 Desember -27 Desember 2020 masih akan tumbuh sekitar 20 persen meskipun ada rencana pengurangan libur dari pemerintah.
VP Corporate Secretary API Handy Heryudhitiawan mengatakan saat ini terlibat aktif untuk mengkampanyekan Safe Travel kepada publik. Hal ini kami lakukan untuk meningkatkan level of confidence penumpang pesawat udara agar tidak perlu khawatir dalam melakukan perjalanan di masa pandemi.
“Bandara yang kami kelola teruji dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sesuai dengan Protokol Safe Travels WTTC dan ICAO Takeoff Guideline for Aviation. Standar dan konsistensi kami sama di 15 bandara baik dari segi kesehatan, kebersihan, serta jaga jarak atau physical distancing,” urainya.
Rekan operator pelat merah lainnya, PT Angkasa Pura II (Persero) juga berjuang agar di tengah tren positif kenaikan penumpang dapat selalu menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Direktur Utama PT APII Muhammad Awaluddin mengatakan harus memastikan tiga hal bagi maskapai untuk mengantisipasi apabila ada kebutuhan tambahan saat angkutan Nataru.
Tiga hal itu adalah memastikan ketersediaan slot time penerbangan bagi maskapai, memastikan maskapai mendapat alokasi penerbangan tambahan (extra flight), dan memastikan adanya perpanjangan jam operasional di bandara AP II jika diperlukan. Perpanjangan jam operasional bandara juga dapat membagi penerbangan agar tidak terkonsentrasi di jam-jam tertentu sehingga physical distancing di bandara tetap terjaga.
Sejalan dengan hal ini, Posko Nataru diaktifkan di 19 bandara guna meningkatkan 3C (Coordination, Communication, Collaboration) di antara para stakeholder bandara antara lain AP II selaku operator bandara, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes), maskapai, TNI/Polri, yang juga berada di dalam koordinasi Satgas Udara Percepatan Penanganan COVID-19.
Kemudian memastikan kecukupan personel operasional dan pelayanan guna memastikan penerapan aspek Process seperti protokol kesehatan dan prosedur operasional penerbangan.
Kesiapan aspek Facilities dilakukan PT Angkasa Pura II dengan memastikan infrastruktur utama seperti runway, apron, taxiway, rambu-rambu di sisi udara, dan lainnya dapat mendukung penerbangan secara maksimal. Infrastruktur pendukung juga dipastikan siap, seperti misalnya jaringan data, berbagai fasilitas lain di terminal penumpang pesawat.
Summber Bisnis, edit koranbumn