PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menandatangani kemitraan strategis dengan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, terkait pemanfaatan sistem resi gudang ikan.
Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi mengatakan potensi pengembangan sistem resi gudang untuk komoditas ikan di Indonesia cukup besar. Sistem resi gudang ikan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan nilai komoditas ikan, serta kesejahteraan nelayan.
“Kalau sedang panen raya biasanya harga ikan turun, ini bisa disimpan dulu di gudang. Nanti suatu saat bisa dijual lagi ketika harganya baik. Di antara waktu ini, nelayan kan juga butuh modal kerja untuk tetap bisa tetap ke laut atau memenuhi kebutuhannya. Dengan resi gudang ini mereka bisa mendapatkan pembiayaan,” ujarnya usai acara penandatanganan di Pelabuhan Perikanan Tumumpa, Manado, Jumat (12/6/2020).
Diharapkan dengan adanya pemanfaatan sistem resi gudang ikan ini, ke depan stabilitas harga ikan akan terjaga dan berdampak ke tingkat ekonomi para nelayan.
Dalam kemitraan strategis ini, KBI akan berperan dalam menyediakan sarana dan prasarana kliring dan penjaminan transaksi, serta registrasi resi gudang komoditas ikan. Selain itu, KBI maupun melalui anak usahanya akan mengupayakan untuk menyediakan plafon pembiayaan penyerapan ikan mitra dalam sistem resi gudang.
Sedangkan Perinus, melalui mitra-mitranya akan menyediakan komoditas ikan yang dimasukan ke dalam skema resi gudang. “Mudah-mudahan sistem resi gudang ini bisa mengakselerasi penggerak perikanan para nelayan. Perinus sudah siap, mudah-mudahan dalam waktu dekat produk yang kami tandatangani ini bisa kami jalankan. Ini cukup baik untuk nelayan,” kata Fajar.
Adapun resi gudang sendiri merupakan dokumen surat berharga atas komoditas yang disimpan di gudang yang terdaftar di Pusat Registrasi (Pusreg) Resi Gudang.
Fajar optimistis kemitraan terkait sistem resi gudang ikan ini ke depan akan mampu meningkatkan nilai pembiayaan resi gudang KBI.
“Kami optimistis, kedepan pemanfaatan sistem resi gudang akan terus tumbuh. Dan potensi itu ada, mengingat jumlah komoditas dan luasan wilayah Indonesi,” katanya.
Sepanjang 2019, KBI mencatatkan penerbitan 444 resi gudang senilai Rp113,3 miliar dengan nilai pembiayaan Rp61,7 miliar. Sedangkan sepanjang Januari-Mei 2020, tercatat penerbitan 110 resi gudang senilai Rp71 miliar, dengan nilai pembiayaan Rp25 miliar. Adapun komoditas yang telah dibiayai dengan sitem resi gudang ini meliputi gabah, beras, jagung, kopi, rumput laut, garam, lada, serta timah.
Sumber Bisnis, edit koranbumn