PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN Group turut menanggapi lonjakan harga pupuk di pasar global terhadap kelangsungan bisnis PTPN.
Berdasarkan data World Bank Commodities Price Data, rata-rata harga sejumlah jenis pupuk tampak mengalami kenaikan. Misalnya, pupuk DAP yang harga rata-ratanya berada di level US$ 741,1 per metrik ton pada Februari 2022. Padahal, harga rata-rata pupuk DAP di periode Januari-Februari 2021 berada di level US$ 601 per metrik ton.
Ada pula pupuk urea yang harga rata-ratanya di Februari 2022 tercatat sebesar US$ 744,2 per metrik ton. Sedangkan di periode Januari-Desember 2021 harga rata-rata pupuk urea hanya di level US$ 483,2 per metrik ton.
Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara Imelda Alini Pohan menyampaikan, PTPN mengelola berbagai komoditas perkebunan di Indonesia, seperti kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, serta tembakau.
Penggunaan pupuk terbanyak ada pada komoditas kelapa sawit yakni rata-rata sebesar 453.164 ton per tahun. Kemudian disusul oleh komoditas tebu yang mengkonsumsi pupuk rata-rata 59.727 ton per tahun. Penggunaan rata-rata pupuk pada teh yakni sebesar 11.734 ton per tahun, karet sebesar 6.541 ton per tahun, tembakau sebesar 252 ton per tahun, serta kopi sebesar 76 ton per tahun.
Sejauh ini, PTPN memperoleh pasokan pupuk melalui sistem tender. Vendor penyedia pupuk ini nantinya akan menentukan penggunaan pupuk untuk PTPN, baik pupuk yang diproduksi di dalam negeri maupun impor. Sayangnya, Imelda tidak menyebut nama perusahaan yang menjadi vendor penyedia pupuk bagi PTPN.
“Asal pupuk impor atau dari dalam negeri diserahkan kepada vendor penyedia pupuk,” kata Imelda, Jumat (11/3).
Ia menambahkan, kenaikan harga pupuk tentu berdampak pada kenaikan biaya operasional PTPN. Dalam hal ini, rata-rata kenaikan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tender pupuk terakhir PTPN adalah sekitar 40% dibandingkan periode sebelumnya.
PTPN tentu menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga pupuk global yang juga merembet ke pasar pupuk domestik. Misalnya, untuk komoditas kelapa sawit, PTPN menerapkan strategi berupa subtitusi penggunaan pupuk anorganik menjadi pupuk organik
Sumber Kontan, edit koranbumn