SKK Migas mencatat Indonesia memiliki 128 cekungan migas dengan rincian 20 cekungan baru berproduksi, 27 cekungan sudah ada temuan namun belum berproduksi. Selain itu, masih terdapat 68 cekungan yang belum dibuktikan keberadaan hidrokarbon.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, industri hulu migas adalah industri yang cukup menantang dengan adanya kebutuhan terkait teknologi yang tinggi, risiko tinggi, dan investasi yang besar. Belum lagi adanya persaingan antar negara untuk mendapatkan investasi tersebut.
Menurut dia, tantangan untuk mendapatkan migas juga semakin besar karena era easy oil sudah lewat. Saat ini cadangan migas harus dicari pada lokasi- lokasi yang sulit.
“Dengan memperhatikan tantangan dan dinamisnya perubahan yang terjadi pada industri ini, maka kemampuan SDM menjadi persyaratan mutlak,” kata Dwi dalam acara The 12th Indonesian Human Resource Summit (IHRS) di Badung, Bali, Rabu (29/6/2022).
Kemahiran SDM ini tidak hanya dalam kemahiran teknologi, tapi juga kemampuan inovasi dan berpikir out of the box untuk melakukan kegiatan secara masif, agresif, dan efisien.
Ia mengungkapkan, dalam kondisi saat ini juga sangat diperlukan sebuah kepemimpinan kolaboratif dan transformatif. Kepemimpinan yang mampu melihat jauh ke depan menembus segala tantangan dan kabut persoalan yang dihadapi saat ini.
Dengan kata lain, bukan kondisi saat ini yang penting melainkan apa yang industri hulu migas tuju pada masa depan. “Di situlah letak krusialnya kepemimpinan yang bervisi atau leading with vision,” kata Dwi.
Sumber Republika, edit koranbumn