PT Pertamina (Persero) berencana untuk meneken perjanjian kerjasama dengan CPC Taiwan untuk proyek pembangunan kilang petrokimia di Balongan.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, mengatakan proyek ini ada tiga fase. Untuk fase pertama dan kedua, merupakan pengembangan kilang eksisting yang ditargetkan rampung pada 2022.
“Di situ ada produk yang bisa kita proses jadi petrokimia. Fase ketiga, bangun refinery yang akan terintegrasi dengan petrokimia yang akan dilakukan CPC. Siang ini HOA akan ditandatangani Bu Dirut (Nicke Widyawati),” katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (5/6).
Tallulembang mengatakan, proyek petrokimia di Balongan berbeda dengan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi kilang Balongan. Akan tetapi, lokasi kedua proyek ini tak berjauhan karena saling berkaitan.
Selain CPC, ada The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) asal Uni Emirat Arab (UEA), yang mengincar proyek kilang petrokimia ini. Tallulembang menjelaskan, hingga saat ini ADNOC masih menjadi calon mitra Pertamina.
Sumber Republika, edit koranbumn