PT Kimia Farma (Persero) menyebut pandemi Covid-19 juga berpengaruh pada industri farmasi. Pembatasan aktivitas keluar rumah membuat kunjungan masyarakat ke apotek berkurang dan ikut memengaruhi bisnis Kimia Farma.
General Manager Pengembangan Bisnis Kimia Farma Wisnu Sucahyo mengatakan, Kimia Farma juga tak luput dari dampak pandemi, terutama pada aspek kinerja perusahaan. Pandemi dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menyebabkan turunnya daya beli masyarakat secara signifikan.
“Hal itu menyebabkan menurunnya kunjungan masyarakat ke apotek dan rumah sakit secara signifikan,” ujar Wisnu dalam webinar bertajuk “Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19” di Jakarta, kemarin.
Wisnu mengatakan bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit dalam negeri mengalami penurunan sampai 54 persen. Sedangkan jumlah kunjungan pelanggan ke gerai ritel ikut turun hingga 11 persen. Dampak pandemi mengakibatkan dokter praktik di apotek Kimia Farma tidak dapat melaksanakan praktik secara langsung. Hal itujuga membuat pembatasan kunjungan tim pemasaran ke rumah sakit dan gerai apotek.
“Ini semua tentu sangat berdampak dan banyak hal kami perlu lakukan, pikirkan, dan terus perbaiki,” ungkap dia.
Kimia Farma, ucap Wisnu, sudah melakukan sejumlah upaya agar bisa beradaptasi sembari menangkap peluang yang ada selama masa pandemi ini. Perusahaan telah meluncurkan aplikasi digital Kimia Farma Mobile yang dikembangkan anak usaha PT Kimia Farma Apotek.
Aplikasi ini telah diunduh 2.296 kali di Appstore dan 24.900 kali di Google Play Store. “Aplikasi ini diharapkan bisa menjadi solusi penyediaan layanan kesehatan yang dapat digunakan masyarakat untuk memperoleh bantuan serta kebutuhan kesehatannya di masa pandemi,” kata Wisnu.
Selain itu, lanjut Wisnu, Kimia Farma juga sedang berupaya mengoptimalisasi layanan home service bagi pasien yang sedang mengalami keterbatasan untuk mengunjungi gerai-gerai Kimia Farma. Wisnu menambahkan, beberapa apotek Kimia Farma di Bandung kini menyediakan layanan secara drivethru guna memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhan kesehatan.
Sumber Republika, edit koranbumn