PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) mengumumkan pertumbuhan kinerja keuangan Perusahaan yang positif sepanjang periode Semester Pertama tahun 2020 (1H20). Capaian kinerja positif tersebut tidak terlepas dari penerapan protokol kesehatan yang tepat dan konsisten di area kerja tambang, pabrik pengolahan dan perkantoran guna menjaga kesehatan pekerja dalam melakukan aktivitas pekerjaan bebas Covid-19. Implementasi protokol kesehatan yang ketat tersebut sejalan dengan upaya ANTAM dalam menjaga kesinambungan operasi produksi, penjualan dan pengembangan Perusahaan di tengah kondisi new normal pandemi Covid-19 saat ini.
Di tengah volatilitas perekonomian global, performa profitabilitas ANTAM tetap terjaga. Hal tersebut tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1H20 sebesar Rp828 miliar. Tercatat pertumbuhan EBITDA pada triwulan kedua tahun 2020 (2Q20) mencapai Rp794 miliar, tumbuh signifikan dibandingkan capaian EBITDA pada triwulan pertama tahun 2020 (1Q20) sebesar Rp34 miliar. Pertumbuhan EBITDA positif tersebut terutama didukung oleh kesetabilan kinerja operasi dan penjualan komoditas utama ANTAM serta peningkatan efisiensi biaya yang berujung pada tercapainya tingkat biaya tunai operasi ANTAM yang optimal.
Sepanjang periode 1H20, ANTAM membukukan laba kotor sebesar Rp1,31 triliun. Capaian laba kotor pada 2Q20 tercatat sebesar Rp747,23 miliar, tumbuh 33% dari tingkat laba kotor 1Q20 Sebesar Rp561,82 miliar. Capaian laba usaha ANTAM pada 1H20 tercatat sebesar Rp451,44 miliar. Pada 2Q20, ANTAM mencatatkan laba usaha sebesar Rp313,90 miliar, tumbuh 128% dari capaian laba usaha 1Q20 sebesar Rp137,54 miliar. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba bersih ANTAM pada periode 2Q20 yang tumbuh signifikan mencapai 230% dari capaian rugi bersih pada periode 1Q20 sebesar Rp281,84 miliar. Secara akumulatif, ANTAM membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp84,82 miliar pada periode 1H20.
Pada Laporan Keuangan ANTAM yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019, Perusahaan melakukan penyajian kembali terhadap laporan keuangan konsolidasian terutama terkait dengan pencatatan akuntansi ekuitas atas investasi dalam mata uang asing, aset tidak lancar, kapitalisasi atas pengeluaran tertentu, persediaan, provisi atas pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup dan akun perpajakan tertentu. Selain itu dilakukan reklasifikasi pada akun-akun tertentu untuk menyesuaikan dengan penyajian audited di tahun 2019.
Kinerja Operasi & Penjualan Komoditas Utama yang Solid Selama Periode 1H20
Nilai penjualan bersih ANTAM pada 1H20 tercatat sebesar Rp9,23 triliun. Emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan kontribusi 69% terhadap total penjualan ANTAM dengan nilai penjualan sebesar Rp6,41 triliun. Seiring dengan pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri yang positif, pada tahun 2020, Perusahaan fokus untuk memperkuat basis pelanggan logam mulia di pasar domestik. Pada 1H20 tercatat segmen operasi Logam Mulia dan Pemurnian mencatatkan laba usaha sebesar Rp495,16 miliar dengan tingkat penjualan emas mencapai 7.915 kg (254.505 t.oz). Capaian laba usaha segmen operasi Logam Mulia dan Pemurnian pada 1H20 tumbuh sebesar 111% dibandingkan capaian Semester Pertama Tahun 2019 (1H19) sebesar Rp234,94 miliar dengan volume penjualan emas sebesar 15.741 kg (506.084 t.oz). Pertumbuhan tingkat profitabilitas tersebut sejalan dengan pengembangan pasar produk Logam Mulia ANTAM di pasar domestik serta strategi efisiensi biaya operasi yang optimal. Selain itu penguatan harga rata-rata emas global pada 1H20 sebesar 26% (dibandingkan periode 1H19) turut meningkatkan profitabilitas segmen Logam Mulia dan Pemurnian. Saat ini produk emas batangan Logam Mulia merupakan top brand di Indonesia.
Guna menjaga kualitas layanan yang prima penjualan emas di tengah kondisi new normal pandemi Covid-19, ANTAM menerapkan mekanisme penjualan emas secara online melalui website resmi www.logammulia.com. Melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan penjualan sales canvassing di beberapa lokasi, ANTAM menjalankan operasional dengan menetapkan protokol kesehatan yang ketat guna menjaga kesehatan para pekerja dan pelanggan.
Pada periode 1H20, penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan ANTAM dengan kontribusi sebesar Rp2,02 triliun atau 22% dari total penjualan. Volume penjualan feronikel ANTAM pada 1H20 mencapai 13.045 ton nikel dalam feronikel (TNi) relatif stabil jika dibandingkan penjualan feronikel pada 1H19 yang mencapai 13.157 TNi. Kinerja penjualan feronikel pada 2Q20 mencapai 6.867 TNi, tumbuh sebesar 11% dibandingkan capaian penjualan pada periode 1Q20. Capaian volume produksi feronikel pada 1H20 mencapai 12.762 TNi atau 98% dari capaian produksi feronikel 1H19 sebesar 13.017 TNi. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, capaian produksi dan penjualan feronikel pada 1H20 mencapai masing-masing sekitar 48% dari target tahun 2020.
Untuk komoditas bijih nikel, tercatat produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik pada 1H20 mencapai 1,37 juta wet metric ton (wmt) dengan capaian penjualan bijih nikel ke pasar domestik sebesar 168 ribu wmt. Sejalan dengan ditetapkannya Harga Patokan Mineral Logam di dalam negeri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, hal tersebut memberikan tingkat harga jual mineral dalam negeri yang lebih kompetitif dan membuka peluang bagi ANTAM untuk meningkatkan jangkauan pemasaran bijih nikel di dalam negeri seiring outlook positif penyerapan bijih nikel domestik.
Tercatat laba usaha segmen operasi Nikel (komoditas feronikel dan biji nikel) pada 1H20 sebesar Rp333,64 miliar. Pada 2Q20, segmen operasi Nikel mecatatkan laba usaha sebesar Rp263,06 miliar, tumbuh signifikan dibandingkan laba usaha pada 1Q20 sebesar Rp70,58 miliar. Pertumbuhan tersebut terutama didukung kenaikan volume penjualan feronikel pada 2Q20 sejalan dengan pemulihan aktivitas perdagangan internasional serta tren positif kenaikan harga nikel global pada 2Q20.
Proyek Pengembangan Hilirisasi ANTAM
Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini ANTAM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun dengan capaian penyelesaian konstruksi mencapai 98% pada 1H20. Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun (Tahap 1).
Kontribusi ANTAM dalam Penanganan Pandemi Covid-19
Sejak pandemi Covid-19 meluas di Indonesia, ANTAM berkomitmen memastikan kegiatan operasional seluruh Unit Bisnis dan Anak Perusahaan tetap berjalan guna mendukung kesinambungan jalannya kegiatan ekonomi di sekitar wiilayah operasi. Perusahaan senantiasa menjalankan protokol kesehatan dan kesiapsiagaan Holding Industri Pertambangan-MIND ID secara ketat di setiap area kerja Perusahaan.
ANTAM juga bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam melakukan pencegahan dan penanganan pandemi diantaranya melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, bantuan fasilitas umum & APD untuk tenaga medis, perlengkapan kebersihan & bantuan bahan makanan pokok, penyediaan Rumah Sakit Ready Covid-19 di Jakarta, serta bantuan unit Polymerase Chain Reaction & reagent di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Tercatat hingga periode Juni 2020, ANTAM telah merealisasikan total Rp8,6 miliar terkait kontribusi bantuan penanganan Covid-19.