Kinerja bisnis internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk ternyata cetak kinerja positif meskipun ada pandemi Covid-19. Pertumbuhan itu tak lepas dari strategi yang dilakukan bank untuk memacu kredit dan pendapatan komisi.
Lihat saja, kredit pada Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang berhasil tumbuh 20% secara tahunan (yoy). Portofolio terbesar kredit KCLN BNI ada di sektor manufaktur, transportasi, pergudangan dan komunikasi, serta perdagangan, restoran dan hotel.
Selain itu, KCLN BNI juga mencatatkan pertumbuhan laba cukup signifikan hingga kuartal III-2020. Laba sebelum pajaknya meningkat 85,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,58 triliun.
Total aset KCLN kini mencapai Rp 80,2 triliun atau tumbuh 7,9% yoy. Di mana pendanaan yang dihimpun KCLN mencapai Rp 64,7 triliun atau naik 5,5% yoy.
Direktur Treasury and International Bank BNI Henry Panjaitan menjelaskan, pertumbuhan laba tersebut tidak hanya ditopang oleh pendapatan bunga bersih tetapi juga dari peningkatan pendapatan berbasis biaya dan komisi atau Fee Based Income (FBI).
“Tren suku bunga rendah di dunia telah mendorong NII mengalami pertumbuhan lebih dari 50%. FBI tumbuh lebih dari 70% yoy.” kata Henry pada Kontan.co.id, Kamis (3/12).
Di sisi lain, dana murah dari program Global CD di KCLN New York dan dukungan dana bank-bank koresponden telah mendorong peningkatan NIM KCLN dalam tiga tahun terakhir.
Hingga akhir tahun 2020, BNI memperkirakan laba dari KCLN akan tumbuh sekitar 80% YoY. Untuk mencapai pertumbuhan itu, Henry bilang, pihaknya terus mempertajam fokus pada pembiayaan kepada perusahaan Indonesia Related khususnya kepada value chain dari group usaha perusahaan debitur di Indonesia dimana kami dapat meyakini dan memonitor kondisi bisnisnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn