PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif di kuartal ketiga 2020. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 750,95 miliar atau tumbuh 105 persen dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar Rp 366,66 miliar.
Sementara sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, Antam membukukan laba bersih sebesar Rp 835,7 miliar. Perolehan tersebut tumbuh 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 641,51 miliar.
Sekretaris Perusahaan Kunto Hendrapawoko, mengatakan pertumbuhan positif itu tidak lepas dari upaya perseroan dalam melakukan inovasi dalam bidang produksi dan penjualan.
“Inovasi difokuskan pada peningkatan nilai tambah produk optimalisasi produksi dan penjualan serta pengelolaan biaya yang tepat dan efisien,” kata Kunto dalam publikasinya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di tengah volatilitas kondisi perekonomian global serta kondisi pandemi Covid-19, Antam dapat menjaga kesinambungan produksi dan pertumbuhan penjualan, sehingga performa profitabilitas Perseroan tetap terjaga. Performa tersebut tercermin dari EBITDA sepanjang sembilan bulan pertama 2020 yang tercatat sebesar Rp 2,14 triliun.
Khusus di kuartal ketiga, EBITDA perseroan mencapai Rp 1,32 triliun, tumbuh signifikan dibanding capaian EBITDA di kuartal sebelumnya yang hanya sebesar Rp 794 miliar. Sementara penjualan total Antam pada periode sembilan bulan mencapai Rp 18,04 triliun. Kontribusi penjualan bersih pada kuartal ketiga tercatat Rp 8,81 triliun.
Pada periode sembilan bulan, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan kontribusi sebesar 72 persen terhadap total penjualan Antam dengan nilai Rp 12,98 triliun. Pertumbuhan nilai penjualan tersebut sejalan dengan peningkatan volume penjualan emas Antam sebesar 14.882 kg.
Antam fokus dalam memperkuat basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri serta penerapan strategi efisiensi biaya operasi yang optimal. Capaian laba usaha segmen operasi Logam Mulia dan Pemurnian pada periode sembilan bulan tercatat sebesar Rp 1,05 triliun atau tumbuh 136 persen dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, penguatan harga rata-rata emas global pada periode sembilan bulan sebesar 27 persen turut meningkatkan profitabilitas segmen Logam Mulia dan Pemurnian. “Saat ini produk emas batangan Logam Mulia merupakan Top Brand di Indonesia,” terang Kunto.
Setelah emas, penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan Antam dengan kontribusi sebesar Rp 3,26 triliun atau 18 persen dari total penjualan. Adapun volume penjualan feronikel pada periode sembilan bulan pertama 2020 mencapai 19.507 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif stabil dibandingkan tahun lalu.
Untuk komoditas bijih nikel, tercatat laba usaha segmen operasi Nikel pada periode sembilan bulan sebesar Rp 1,03 triliun. Pada kuartal ketiga, segmen operasi ini mencatatkan laba usaha sebesar Rp 692,70 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 163 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan tersebut terutama didukung capaian positif tingkat penjualan bijih nikel serta tren positif apresiasi kenaikan harga nikel global pada kuartal ketiga 2020,” kata Kunto.
Sementara untuk komoditas bauksit, Antam membukukan total volume produksi sebesar 1,30 juta wmt pada periode sembilan bulan. Capaian produksi tersebut tumbuh 18 persen dibandingkan volume produksi tahun lalu. Adapun total volume penjualan bauksit mencapai 951 ribu wmt. Volume tersebut menghasilkan nilai penjualan sebesar Rp 444,22 miliar.
sumber Republika, edit koranbumn