Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim membeberkan tingkat penjualan pada periode Agustus-September 2020 mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kuartal kedua 2020. Sebelumnya, Silmy mengatakan per Juni 2020, tingkat penjualan KRAS ada di angka 60% dari angka normal, naik dari periode Mei 2020 dengan tingkat penjualan 40% dari normal.
Meski tidak memberi angka pasti, Silmy juga memberi sinyal bahwa dari sisi permintaan pun saat ini mulai mendekati kondisi normal. “Tetapi kumulatif secara tahunan masih turun 30%-40% dibanding sebelumnya,” ujar Silmy
Silmy melanjutkan, KRAS telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja tetap positif hingga akhir tahun, yakni efisiensi yang dilakukan sampai ke anak perusahaan, hilirisasi produk, dan melanjutkan program restrukturisasi serta transformasi sampai ke anak perusahaan KRAS. Restrukturisasi yang dimaksud Silmy adalah perbaikan struktur perusahaan, sementara untuk restrukturisasi utang sudah dirampungkan oleh emiten pelat merah ini.
Lebih lanjut, Silmy juga menilai, rencana pemerintah untuk mengatur tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 40% dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) akan berdampak baik bagi produk baja.”Penyempurnaan aturan SNI dan harus diberlakukan wajib di produk baja akan baik untuk produsen dan konsumen,” kata dia.
Per semester pertama 2020, KRAS mengempit pendapatan bersih senilai US$ 552,82 juta, turun 21,25% secara tahunan. Penjualan produk baja di dalam negeri mencapai US$ 435,05 juta sementara penjualan ke pasar ekspor hanya US$ 6,97 juta.
Meski demikian, pada enam bulan pertama 2020 KRAS menunjukkan perbaikan bottomline. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini membukukan laba bersih senilai US$ 4,5 juta, membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan kerugian US$ 134,95 juta.
Sumber Kontan, edit koranbumn