PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan penurunan premi konsolidasi sebesar 7,48% yoy menjadi Rp 4,57 triliun pada triwulan III 2020. Padahal, tahun sebelumnya, anak usaha Pertamina ini masih raih premi Rp 4,94 triliun.
“Penurunan ini diakibatkan oleh penurunan ekonomi global akibat pandemi Covid-19, penurunan harga minyak, serta pelemahan pasar modal,” kata Presiden Direktur Tugu Insurance Indra Baruna, dalam keterangan resmi, pekan lalu.
Hal ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan, ekonomi Indonesia pada triwulan II dan III-2020, masing – masing minus 5,32% dan minus 3,49%. Sementara pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri asuransi umum mencatatkan penurunan premi sebesar 7,53% pada kuartal III-2020.
“Namun kerja keras kami di masa sulit ini masih dapat mencatatkan pertumbuhan produksi premi di beberapa lini produk asuransi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” terangnya.
Secara kinerja induk (own operation) perolehan premi marine hull naik 29% dari Rp 142,43 miliar menjadi Rp 183,55 miliar, diikuti dengan premi offshore naik 18% dari Rp 440,29 miliar menjadi Rp 519,69 miliar.
Adapun untuk premi bond naik 32% dari Rp 17,27 miliar menjadi Rp 22,76 miliar, dan di sektor health insurance naik 32% dari Rp 14,80 miliar menjadi Rp 19,54 miliar.
“Bahkan pada kondisi industri penjualan otomotif yang masih cukup memprihatinkan kami bersyukur bahwa premi asuransi kendaraan bermotor kami tetap mempertahankan sales dari Rp 143,04 miliar menjadi Rp 144,11 miliar” ujar Indra.
Sampai 30 September 2020, kinerja hasil underwriting konsolidasi Tugu Insurance mencapai Rp 388,41 milyar, diikuti dengan pencatatan total asset Rp 20,19 triliun, ekuitas sebesar Rp 8,38 triliun, dan tingkat Risk Based Capital (RBC) Perseroan adalah sebesar 368%, jauh di atas ketentuan batas minimum OJK sebesar 120%.
Sumber Kontan, edit koranbumn