ANTAM Mencatatkan Kinerja Penjualan Bersih Pada Tahun 2020 Sebesar Rp27,37 Triliun. Produk Emas Merupakan Komponen Terbesar Pendapatan Perusahaan dengan Nilai Penjualan Rp19,36 Triliun atau 71% Dari Total Penjualan Tahun 2020.
Capaian Laba Kotor Perusahaan Tahun 2020 Mencapai Rp4,48 Triliun, Tumbuh Dari Capaian Tahun 2019 Sebesar Rp4,45 Triliun.
Laba Usaha ANTAM Pada Tahun 2020 Mencapai Rp2,03 Triliun, Tumbuh 113% Dari Capaian Laba Usaha Sebesar Rp955,61 Miliar Pada Tahun 2019.
Capaian Kinerja Produksi dan Penjualan Positif Pada Tahun 2020 Serta Pengelolaan Biaya Secara Optimal Mendukung Capaian Laba Tahun Berjalan ANTAM Sebesar Rp1,15 Triliun, Tumbuh 493% Dibandingkan Laba Tahun Berjalan Tahun 2019 Sebesar Rp193,85 Miliar.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) mengumumkan pertumbuhan kinerja Operasional dan Keuangan Perusahaan yang signifikan sepanjang periode tahun 2020. Capaian pertumbuhan kinerja positif tahun 2020 tersebut tidak terlepas dari upaya ANTAM untuk terus melakukan inovasi dalam bidang produksi dan penjualan dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis pengelolaan biaya yang tepat dan efisien. Di tengah kondisi new normal pandemi Covid-19, ANTAM dapat menjaga kesinambungan produksi dan pertumbuhan penjualan melalui penerapan protokol kesehatan yang tepat dan konsisten, sehingga performa profitabilitas ANTAM terjaga tetap solid sepanjang tahun 2020.
Kinerja operasi dan keuangan ANTAM yang solid tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 2020 sebesar Rp3,19 triliun. Tercatat pertumbuhan EBITDA pada tahun 2020, tumbuh signifikan 39% dibandingkan capaian EBITDA pada tahun 2019 sebesar Rp2,29 triliun. ANTAM mengoptimalkan setiap upaya untuk memperkuat sumber daya operasi dan keuangan Perusahaan serta mendorong pengembangan bisnis yang ada guna menjaga kinerja keuangan Perusahaan tumbuh positif dan solid. Upaya pengendalian biaya dilakukan secara efektif dan implementasi strategi bisnis yang tepat mendukung capaian tingkat profitabilitas ANTAM tahun 2020. Hal tersebut tercermin dari capaian laba kotor ANTAM 2020 sebesar Rp4,48 triliun. tumbuh dari capaian laba kotor 2019 sebesar Rp4,45 triliun. Laba usaha ANTAM pada tahun 2020 tercatat Rp2,03 triliun, naik 113% dibandingkan laba usaha pada periode 2019 sebesar Rp955,61 miliar. Dari capaian tersebut, margin laba kotor tahun 2020 mencapai 16%, tumbuh 275 basis point (bps) year over year (YoY) serta capaian margin laba usaha ANTAM sebesar 7%, tumbuh 450bps YoY. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba bersih ANTAM sepanjang tahun 2020 sebesar Rp1,15 triliun, tumbuh 493% jika dibandingkan capaian laba bersih pada periode 2019 sebesar Rp193,85 miliar. ANTAM mencatatkan margin laba tahun berjalan pada tahun 2020 sebesar 4%, tumbuh signifikan 360bps dibandingkan capaian tahun 2019.
Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama ANTAM yang berbasis pada komoditas nikel, emas dan bauksit. Hal tersebut tercermin dari penguatan posisi arus kas bersih ANTAM yang diperoleh dari aktivitas operasi yang mencapai Rp2,22 triliun, tumbuh 36% dibandingkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sepanjang 2019 sebesar Rp1,63 triliun. Pertumbuhan arus kas bersih dari aktivitas operasi tersebut memperkokoh perolehan kenaikan bersih kas dan setara kas ANTAM tahun 2020 yang mencapai Rp432,84 miliar. Capaian tersebut tumbuh signifikan jika dibandingkan penurunan bersih kas dan setara kas sebesar Rp614,64 miliar pada tahun 2019. Penguatan kinerja produksi dan penjualan, memperkokoh penguatan struktur keuangan ANTAM. Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp3,98 triliun pada tahun 2020, ANTAM memiiki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan jalannya operasi dan pengembangan Perusahaan.
Kinerja Keuangan ANTAM yang solid tercermin pula dari stabilnya capaian corporate credit rating S&P Global ANTAM tahun 2020 dengan rating “B/outlook stable”, serta dapat mempertahankan peringkat Korporasi dan Obligasi Bekerlanjutan I Tahun 2011 yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan rating “idA/outlook stable”.
Realiasi Kinerja Segmen Operasi ANTAM Mendukung Pertumbuhan Laba Positif 2020
Upaya inovasi operasi dan pengendalian biaya tetap menjadi tema inti untuk mendukung ketahanan keuangan Perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk memitigasi dampak dari kondisi eksternal yang berada di luar kendali Perusahaan. ANTAM mengedepankan implementasi inisiatif-inisiatif efisiensi biaya sebagai prioritas utama serta optimalisasi kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Perusahaan sebagai langkah kerja strategis dalam menghadapi kondisi volatilitas harga komoditas dan fluktuasi perekonomian global sepanjang tahun 2020 sebagai akibat dari pandemi Covid-19.
Pada tahun 2020, ANTAM memfokuskan strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri terutama pemasaran produk-produk emas serta bijih nikel ANTAM, seiring dengan pertumbuhan tingkat penyerapan produk di dalam negeri. Sepanjang tahun 2020, nilai penjualan bersih ANTAM tercatat sebesar Rp27,37 triliun dengan proporsi penjualan bersih domestik mencapai Rp19,92 triliun atau 73% dari total penjualan bersih ANTAM. Capaian nilai penjualan ANTAM di dalam negeri tumbuh sebesar 68% jika dibandingkan nilai penjualan bersih di pasar domestik pada tahun 2019 sebesar Rp11,86 triliun.
Pada tahun 2020, ANTAM mencatatkan pencapaian kinerja segmen nikel yang positif. Tercatat ANTAM kembali mencatatkan volume produksi tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan pada tahun 2020. Kinerja produksi produk feronikel ANTAM tercatat sebesar 25.970 ton nikel dalam feronikel (TNi), lebih tinggi dari capaian produksi tahun 2019 sebesar 25.713 TNi. Kinerja penjualan produk feronikel ANTAM tercatat tetap solid, dengan realisasi volume penjualan sebesar 26.163 TNi. Sepanjang tahun 2020, penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih Perusahaan, dengan kontribusi sebesar Rp4,66 triliun atau 17% dari total penjualan bersih tahun 2020.
Melalui optimasi dan inovasi produksi yang berkelanjutan, pada tahun 2020 ANTAM kembali memperkokoh posisi sebagai salah satu produsen feronikel global berbiaya rendah dengan capaian biaya tunai produksi (cash cost) sebesar USD3,36 per pon. Capaian ini memperlihatkan terjadinya penurunan biaya tunai sebesar 17% jika dibandingkan biaya tunai rata-rata feronikel ANTAM tahun 2019 sebesar USD3,95 per pon.
Untuk komoditas bijih nikel, volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTAM dan untuk memenuhi permintaan pelanggan domestik tercatat sebesar 4,76 juta wet metric ton (wmt). Dari aspek penjualan, pada tahun 2020, ANTAM mencatatkan volume penjualan bijih nikel sebesar 3,30 juta wmt yang sepenuhnya diserap oleh pelanggan di pasar domestik. Kontribusi pendapatan dari penjualan bijih nikel pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,87 triliun atau 7% dari total penjualan bersih Perusahaan. Penerimaan pasar domestik atas produk segmen nikel ANTAM tercatat positif pada tahun 2020. Nilai penjualan produk segmen nikel ANTAM di pasar dalam negeri pada tahun 2020 mencapai Rp1,87 triliun, tumbuh 93% dibandingkan penjualan domestik segmen nikel tahun 2019 sebesar Rp968,16 miliar. Performa positif kinerja segmen nikel ANTAM pada tahun 2020 tercermin dari perolehan laba usaha segmen sebesar Rp2,22 triliun dan laba tahun berjalan segmen nikel sebesar Rp1,92 triliun.
Pada tahun 2020, ANTAM memfokuskan strategi pemasaran produk emas untuk meningkatkan basis pelanggan di dalam negeri. Kinerja penjualan emas ANTAM pada tahun 2020 mencapai 22.097 kg (710.435 troy oz), dengan tingkat produksi emas sebesar 1.672 kg (53.756 t oz). Untuk komoditas perak, pada tahun 2020 ANTAM mencatatkan total volume produksi dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 11.992 kg (385.552 t oz). Sedangkan volume penjualan perak ANTAM tercatat sebesar 14.589 kg (469.047 t oz). Penjualan bersih ANTAM dari komoditas perak tercatat sebesar Rp146,45 miliar pada tahun 2020. Selain penjualan bersih emas dan perak, ANTAM juga memperoleh pendapatan dari jasa pengolahan dan pemurnian logam mulia sebesar Rp167,56 miliar di tahun 2020.
Penerimaan pasar domestik atas produk segmen emas dan pemurnian ANTAM tercatat positif pada tahun 2020. Hal tersebut tercermin dari capaian prestasi penjualan bersih dalam negeri segmen emas dan pemurnian sebesar Rp17,79 triliun, tumbuh 67% dibandingkan pendapatan penjualan domestik tahun 2019 sebesar Rp10,66 triliun. Melalui implementasi langkah-langkah strategis dalam produksi, penjualan serta pengelolaan biaya yang optimum, pada tahun 2020 segmen logam mulia dan pemurnian mencatatkan pertumbuhan profitabilitas dengan capaian laba usaha segmen sebesar Rp1,45 triliun, tumbuh signifikan sebesar 199% dibandingkan capaian 2019 sebesar Rp486,58 miliar. Laba tahun berjalan segmen pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp1,41 triliun, tumbuh 170% dibandingkan periode tahun 2019 sebesar Rp521,90 miliar. Selain itu penguatan harga rata-rata emas global sepanjang tahun 2020 sebesar 27% (dibandingkan periode 2019) turut mendukung peningkatan profitabilitas segmen logam mulia dan pemurnian.
Pada tahun 2020, ANTAM mencatatkan volume produksi bijih bauksit sebesar 1,55 juta wmt. Bijih bauksit yang diproduksi ANTAM diperuntukan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta mendukung penjualan bauksit kepada pelanggan pihak ketiga. Total volume penjualan bauksit ANTAM pada tahun 2020 mencapai 1,23 juta wmt. Pada tahun 2020, volume produksi Chemical Grade Alumina (CGA) ANTAM mencapai 93 ribu ton alumina. Sedangkan tingkat penjualan CGA mencapai 83 ribu ton alumina, naik 17% dibandingkan penjualan tahun 2019 sebesar 71 ribu ton alumina. Di tahun 2020, segmen Bauksit dan Alumina ANTAM mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,14 triliun, atau setara 4% dari total pendapatan bersih Perusahaan tahun 2020.
Pengembangan Hilirisasi ANTAM
Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini ANTAM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun. Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun (Tahap 1).
ANTAM memiliki pengalaman lebih dari lima dekade mendukung pengembangan hilirisasi mineral di Indonesia, khususnya pada komoditas nikel, emas dan bauksit, melalui operasi pertambangan yang terintegrasi. ANTAM memiliki profil aset nikel dan bauksit yang solid. Hingga tahun 2020 tercatat posisi sumber daya bijih nikel dan bauksit konsolidasian ANTAM masing-masing mencapai sebesar 1,44 miliar wmt bijih nikel dan 586 juta wmt bijih bauksit. Potensi sumberdaya mineral tersebut menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangkan skala bisnis Perusahaan melalui hilirisasi mineral strategis guna menciptakan nilai tambah produk mineral serta meningkatkan kontribusi yang positif kepada negara dan masyarakat.
Kontribusi ANTAM dalam Penanganan Pandemi Covid-19
Sejak pandemi Covid-19 meluas di Indonesia, ANTAM memiliki komitmen kuat dalam penerapan protokol kesehatan yang tepat dan konsisten di area kerja tambang, pabrik pengolahan dan perkantoran guna menjaga kesehatan pekerja dalam melakukan aktivitas pekerjaan bebas Covid-19. Implementasi protokol kesehatan yang ketat tersebut sejalan dengan upaya ANTAM dalam menjaga kesinambungan operasi produksi, penjualan dan pengembangan Perusahaan.
ANTAM juga bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam melakukan pencegahan dan penanganan pandemi diantaranya melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, bantuan fasilitas umum & APD untuk tenaga medis, perlengkapan kebersihan & bantuan bahan makanan pokok, penyediaan Rumah Sakit Ready Covid-19 di Jakarta, serta bantuan unit Polymerase Chain Reaction & reagent di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Tercatat sepanjang tahun 2020, ANTAM telah merealisasikan total Rp25,59 miliar terkait kontribusi bantuan penanganan Covid-19. Sejalan dengan dukungan ANTAM terhadap inisiasi Pemerintah terkait dengan penanganan penyebaran Covid-19, pada tahun 2020, ANTAM mendapatkan penunjukan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara sebagai koordinator Satuan Tugas Bencana Nasional BUMN wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
Kinerja Positif Saham ANTAM Sepanjang Tahun 2020
Pada tahun 2020, saham ANTAM mampu mencatatkan kinerja yang positif. Saham ANTAM setiap harinya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, pada akhir Desember 2020 harga penutupan saham ANTAM tercatat sebesar Rp1.935 per saham, meningkat signifikan 130% jika dibandingkan dengan harga penutupan saham pada akhir Desember 2019 sebesar Rp840 per saham. Kinerja saham ANTAM yang positif tercermin pula dari rata-rata volume perdagangan saham harian pada tahun 2020 yang mencapai 186,23 juta saham, meningkat 92% jika dibandingkan dengan rata-rata volume perdagangan saham harian pada tahun 2019 sebesar 97,23 juta saham. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian saham pada tahun 2020 mencapai Rp201,44 miliar, meningkat 119% jika dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian saham pada tahun 2019 sebesar Rp91,84 miliar. ANTAM mencatatkan nilai kapitalisasi pasar pada akhir Desember 2020 sebesar Rp46.50 triliun.
Kepercayaan pemegang saham terefleksikan dari jumlah pemegang saham yang menginvestasikan sahamnya di ANTAM. Pada akhir Desember 2020 jumlah pemegang saham ANTAM mencapai 142.007 investor, tumbuh 114% dari jumah pemegang saham ANTAM pada akhir Desember 2019 sebesar 66.466 investor. Saham ANTAM juga tetap menjadi bagian dari indeks IDX LQ45 dan Indeks IDX30 yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas tertinggi di Bursa Efek Indonesia.
Sumber ANTAM, edit koranbumn