– PT Pegadaian (Persero) masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi aktivitas operasional dan pendapatan, kendati aset dan laba masih terkoreksi tipis.
Berdasarkan laporan keuangan Pegadaian yang diterbitkan Harian Bisnis Indonesia, pendapatan usaha perusahaan pergadaian pelat merah ini tercatat naik 2,9 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp10,43 triliun pada semester I/2021.
Pendapatan meningkat berkat penjualan emas. Namun demikian, hal ini juga diiringi oleh beban usaha yang naik ke Rp8,7 triliun, akibat nilai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang jumlahnya masih dipatok tinggi ketimbang sebelum pandemi.
Hal ini membuat laba bersih turun 15 persen (yoy) menjadi Rp1,3 triliun per Juni 2021 dari Rp1,53 triliun pada paruh periode pandemi. Sebagai perbandingan, laba bersih pada Juni 2020 ini sebelumnya tercatat bertahan, karena penurunan dari Juni 2019 selisihnya hanya di kisaran Rp4,3 miliar saja.
Adapun, aset per 30 Juni 2021 turun 0,9 persen (yoy) menjadi Rp67,8 triliun dari Rp68,44 triliun per 30 Juni 2020, masih karena CKPN. Pasalnya, nilai pinjaman yang diberikan masih stabil dari Rp54,07 triliun ke Rp54,02 triliun, namun CKPN naik dari Rp1,11 triliun ke Rp3,15 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengakui pandemi Covid-19 ini cukup memberikan tantangan bagi kinerja bisnis Pegadaian hingga berdampak pada perlambatan kinerja keuangan.
Namun demikian, Kuswiyoto mengaku bersyukur karena di tengah kesulitan ini, Pegadaian terbilang mampu meningkatkan peran dalam memberikan solusi keuangan bagi banyak orang, tergambar dari kenaikan nasabah dan omzet.
“Nasabah naik sebesar 21,4 persen [yoy] dari 15 juta orang pada 30 Juni 2020 menjadi 18 juta orang pada 30 Juni 2021. Penambahan nasabah ini berdampak pada peningkatan omzet bisnis gadai tumbuh 6,1 persen [yoy] dari Rp75,57 triliun menjadi Rp80,18 triliun,” ungkapnya dalam keterangannya kepada media, dikutip Jumat (13/8/2021).
Secara terperinci, kenaikan omzet dari aktivitas gadai ini terdorong kenaikan gadai konvensional yang naik 5,9 persen (yoy) dari Rp64,21 triliun menjadi Rp67,98 triliun, dan gadai syariah yang naik 7,4 persen (yoy) dari Rp11,36 triliun menjadi Rp12,2 triliun.
“Pertumbuhan nasabah pada semester I/2021 tahun ini membuktikan bahwa Pegadaian tetap hadir sebagai sahabat masyarakat di tengah kesulitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kami tetap konsisten membantu masyarakat dengan produk dan layanan, maupun program CSR yang bersentuhan langsung bagi mereka yang membutuhkan,” tambahnya.
Kuswiyoto mengungkap bahwa selama pandemi tidak hanya Pegadaian yang juga mengalami perlambatan kinerja, karena kondisi serupa juga dialami oleh sebagian besar sektor bisnis baik usaha besar, UMKM, usaha Ultra Mikro maupun masyarakat pada umumnya.
Oleh karena itu, sejak awal pandemi, Pegadaian berkomitmen terus membantu memberikan kemudahan pada masyarakat baik dengan produk Gadai Peduli yang tidak memungut bunga atau 0 persen, program restrukturisasi dan relaksasi, serta ikut menyalurkan program subsidi bunga yang diluncurkan oleh pemerintah.
Sumber Bisnis, edit koranbumn