PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya membukukan pendapatan senilai Rp12,48 triliun pada semester I/2023. Capaian tersebut meningkat 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan kinerja keuangan semester pertama tahun ini, total aset perusahaan pelat merah tersebut mengalami kenaikan sebesar 14,6 persen menjadi Rp146,58 triliun year-on-year (YoY).
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Hutama Karya Eka Setya Adrianto mengatakan, perseroan meraup laba bersih senilai Rp33,73 miliar atau lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 yang masih membukukan rugi Rp660 miliar.
“Berdasarkan laporan keuangan unaudited, selain mencetak laba bersih pada semester I/2023, Hutama Karya juga mencatatkan pertumbuhan pada pendapatan, EBITDA, hingga aset perusahaan,” kata Adri melalui keterangan resminya, Rabu (2/8/2023).
Adapun, penyumbang pendapatan terbesar, yakni sektor jasa konstruksi jalan tol sebesar Rp8,16 triliun. Menurutnya, pencapaian tersebut didukung oleh kontribusi pertumbuhan trafik di ruas-ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
Hutama Karya juga membukukan realisasi pada EBITDA sebesar Rp1,97 triliun atau mengalami kenaikan 38 persen dari target semester I/2023 sebesar Rp1,42 triliun.
“Selain itu, Hutama Karya juga berhasil mencatat pertumbuhan ekuitas sebesar 59 persen yoy atau sebesar Rp85,91 triliun,” ujarnya.
Di sisi lain, terjadi penurunan sebesar 18 persen yoy pada liabilitas perusahaan, yang kini mencapai Rp13,13 triliun. Kenaikan ekuitas ini dapat dijelaskan oleh dua faktor utama.
Pertama, pada akhir tahun 2022, perusahaan berhasil menerima penyertaan modal negara (PMN) yang berkontribusi pada peningkatan ekuitas.
Kedua, pencapaian laba bersih yang berhasil dibukukan pada Juni 2023, menunjukkan perbaikan signifikan dari periode Juni 2022 yang masih mengalami kerugian.
Keberhasilan Hutama Karya dalam meningkatkan ekuitas dan mengurangi liabilitasnya menandakan kinerja yang positif dan keberlanjutan perusahaan dalam mengelola keuangan dengan baik.
“Hal ini mencerminkan upaya perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan serta kemampuannya dalam menghadapi tantangan ekonomi dan industri,” terangnya.
Pencapaian ini juga tak lepas dari transformasi dan perbaikan keuangan, salah satunya melalui penyelesaian kerjasama investasi dengan INA untuk pengelolaan dua ruas JTTS, yakni Tol Medan – Binjai dan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar.
Lebih lanjut, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menerangkan, pihaknya lebih selektif dalam mengikuti tender dan fokus pada pemilihan kontrak-kontrak baru untuk memastikan margin yang untuk meningkatkan profitabilitas.
Adapun, Hutama Karya mencatatkan kontrak baru sebesar Rp15,80 triliun pada semester I/2023 atau tumbuh 171 persen yoy. Segmen yang memberikan kontributor terbesar pada perolehan kontrak baru adalah sektor jalan dan jembatan (88,76 persen) dari total nilai kontrak baru disusul dengan sektor gedung (3,76 persen).
Selain itu, kinerja dari sektor proyek konstruksi umum dan gedung juga mengalami peningkatan, utamanya pada proyek-proyek Ibu Kota Negara (IKN) dimana di tahun ini perusahaan mulai menggarap proyek Jalan Tol IKN akses 3A Karangjoang – KKT Kariangau dan Proyek Gedung Kementerian Koordinator (Kemenko) 2 di IKN.
Di luar IKN, Hutama Karya juga mulai menggarap Tol Bayung Lencir – Tempino – Jambi Seksi 3, hingga Proyek Jakarta Sewerage Development Project Paket 6.
“Sampai dengan semester I/2023, proyek-proyek BUMN mendominasi perolehan kontrak baru Hutama Karya dengan kontribusi mencapai 77,22 persen, disusul oleh pemerintah sebesar 19,59 persen dan Swasta sebesar 3,19 persen. Hutama Karya optimistis dapat terus mengejar target kontrak baru di tahun 2023 sesuai target,” imbuh Tjahjo.
Dari sisi penugasan, pada tahun ini Hutama Karya menargetkan 80 km JTTS terbangun. Adapun, hingga semester I/2023, Hutama Karya telah menambah operasional Tol Bengkulu – Taba Penanjung dan Tol Sigli Banda – Aceh seksi 5-6.
Untuk mengejar realisasi target hingga akhir tahun, Hutama Karya telah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari akan melanjutkan kerja sama investasi untuk JTTS ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka), merencanakan pengambilalihan Tol Bocimi dan Kayu Agung – Betung, hingga menyiapkan operasional Ruas Tol Indralaya – Prabumulih.
Sumber Bisnis, edit koranbumn