Pandemi covid-19 membuat kinerja PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sempat tertekan. Tercatat, di bulan Maret-Mei jumlah nasabah turun signifikan.
EVP Keuangan dan Operasional PT PNM Sunar Basuki menyebutkan, per akhir Juni jumlah nasabah PNM hanya 6,16 juta nasabah. Angka ini turun 300.000 jika dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi.
Karena jumlah nasabah mengalami penurunan, perusahaan pelat merah ini merancang strategi agar likuiditas perusahaan tetap terjaga.
Di fase tersebut PNM memilih untuk mengamankan posisi, tujuannya agar terhindar dari gagal bayar, gaji karyawan tetap dibayarkan, sehingga cashflow perusahaan tetap terjaga.
“Nasabah yang 300.000 ini statusnya masih menjadi nasabah PNM, hanya saja kami tidak menyalurkan pembiayaan ke nasabah ini. Karena, memang saat itu fokus kita ialah menjaga cashflow perusahaan, agar kewajiban kita ke perbankan maupun karyawan masih terpenuhi. Namun, karena saat ini kondisi sudah mulai membaik, kami sudah kembali menyalurkan pendanaan, tak hanya kepada 300.000 nasabah itu saja,” ujar Sunar di Jakarta (6/8).
Dengan menyetop pembiayaan kepada 300.000 nasabah, Sunar mengaku likuiditas perusahaan dapat terjaga. Terbukti, sampai saat ini operasional perusahaan masih terjaga dan Non Performing Loan (NPL) ada di level 1,49%.
Setelah ada Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan perekonomian yang kembali berjalan, saat ini total nasabah PNM perlahan naik menjadi 6,42 juta nasabah, dengan outstanding pinjaman Rp 10,468 triliun.
“Situasi saat ini juga membuat pemerintah memiliki fokus untuk mengembangkan masyarakat kelas bawah. Hal ini terbukti dengan suntikan modal dan kerjasama kami dengan beberapa kementerian, seperti Kemenkop, Kemensos dan KPPA. Oleh sebabnya, ke depan PNM menargetkan bisa membidik lebih banyak nasabah,” tutup Sunar.
Sumber Kontan, edit koranbumn