Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa struktur utang luar negeri Indonesia masih tetap sehat hingga Oktober 2021.
Kondisi tersebut kata Erwin tidak terlepas dari penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri (ULN) Indonesia.
Bank Indonesia mencatat, posisi ULN Indonesia pada akhir Oktober 2021 tercatat sebesar US$422,3 miliar atau Rp6.081,12 triliun, turun dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$423,8 miliar.
Secara tahunan, posisi ULN tersebut tumbuh melambat menjadi 2,2 persen (year-on-year/yoy), dari pertumbuhan ULN bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen yoy.
Sejalan dengan itu, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap terjaga di kisaran 36,1 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,0 persen.
“Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,3 persen dari total ULN,” kata Erwin melalui siaran pers, Selasa (14/12/2021).
Erwin menjelaskan, penurunan posisi ULN didorong oleh penurunan ULN pemerintah dan sektor swasta. ULN pemerintah pada periode tersebut tercatat mencapai US$204,9 miliar, tumbuh melambat sebesar 2,5 persen yoy.
Sementara, posisi ULN swasta pada Oktober 2021 tercatat sebesar US$208,4 miliar, turun sebesar 1,0 persen yoy, setelah pada periode sebelumnya tumbuh rendah sebesar 0,4 persen yoy.
Erwin menyampaikan, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” kata dia.
Sumber Bisnis, edit koranbumn