PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) melakukan Sosialisasi dan Soft Launching IS-Ware NextGen. Aplikasi itu merupakan pengembangan dari Aplikasi Resi Gudang yang telah digunakan sejak 2010.
Dengan Aplikasi berbasis Block Chain dan Smart Contract itu, pelaksanaan registrasi resi gudang menjadi lebih aman karena didukung teknologi. Aplikasi tersebut pun dikembangkan demi memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada para pelaku resi gudang agar melakukan registrasi.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi menjelaskan, IS-Ware merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh KBI guna mendukung Sistem Resi Gudang (SRG). Melalui aplikasi ini pemilik komoditas yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia dapat dengan mudah mendaftarkan komoditasnya ke SRG untuk dapat diterbitkan dokumen Resi Gudang secara realtime dan relatif cepat.
Sehingga pemilik komoditas dapat segera melakukan kegiatan penjaminan atau Perdagangan agar nilai dari komoditas tersebut dapat termanfaatkan secara maksimal. “Pengembangan aplikasi ini, tentu dalam upaya kami menghadapi industri 4.0, dimana semua sektor industri akan berbasis kepada Teknologi Informasi,” ujar Fajar di Jakarta, Jumat (9/10).
Selain itu, lanjutnya, pengembangan aplikasi ini juga merupakan upaya perusahaan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang untuk meningkatkan ekosistem Resi Gudang nasional. “Dengan perkembangan teknologi yang ada, mau tidak mau juga harus kita terapkan dalam hal Registrasi Resi Gudang,” jelas dia.
Perlu diketahui, KBI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang. Adapun peran dan fungsi KBI yakni melakukan Penatausahaan Resi Gudang, Menyediakan sistem informasi yang terintegrasi dengan Pengelola Gudang, Lembaga Pembiayaan, Badan Pengawas, Kementrian Keuangan, Menjaga kerahasiaan data dan informasi, Serta memberikan informasi dan data serta melakukan verifikasi dan konfirmasi transaksi Resi Gudang kepada pelaku pasar dan pemangku kepentingan.
Kemudian peran dan fungsi KBI sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang yang melakukan penatausahaan Resi Gudang, meliputi Pencatatan, Penyimpanan, Pemindahbukuan Kepemilikan, Pembebanan Hak Jaminan, Pelaporan serta penyediaan sistem dan jaringan informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, Aplikasi IS-Ware NextGen yang dikembangkan KBI ini juga mengedepankan beberapa aspek teknologi, seperti terkait Keamanan Informasi, Peningkatan Integrasi, Pengembangan Artsitektur, serta penggunaan Teknologi Block Chain.
“Lewat teknologi Block Chain yang digunakan, kedepan sangat memungkinkan ekosistem resi gudang dapat menggunakan Resi Gudang Tanpa Warkat (scriptless). Dengan Resi Gudang Tanpa Warkat (scriptless), akan sangat membantu para pelaku resi gudang. Hal ini dikarenakan dari sisi biaya akan menjadi lebih ekonomis, aman karena tidak dapat dipalsukan, memiliki ketahanan karena tidak mudah rusak. Selain itu, proses registrasinya akan lebih cepat karena dilakukan secara online dan instan,” jelas Fajar.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Widiastuti menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi upaya KBI dalam melakukan pemutakhiran sistem IS-Ware dalam mendukung Resi Gudang ini. Dengan sistem yang baru yang menggunakan tekhnologi Block Chain ini, ke depan dimungkinkan sebuah Resi Gudang dalam bentuk Tanpa Warkat (Scriptless), dan secara ketentuan Bappebti dimungkinkan untuk itu.
“Terkait Resi Gudang Tanpa Warkat ini, Bappebti akan menyiapkan dari sisi ketentuan teknis, sehingga ketika Resi Gudang Tanpa Warkat berjalan semua ketentuan sudah berjalan dengan baik,” ujar dia pada kesempatan serupa. Mengenai Resi Gudang di Indonesia, data PT Kliring Berjangka Indonesia sampai dengan kuartal III 2020 menunjukkan, pertumbuhan nilai pembiayaan sebesar 36 persen dibandingkan kuartal III 2019.
Sampai akhir September 2020, tercatat penerbitan Resi Gudang sebanyak 259, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp. 56.813.026.916. Lalu untuk periode sama pada 2019, tercatat penerbitan Resi Gudang sebanyak 299, dengan nilai pembiayaan Rp 41.780.047.200.
Sumber Republika, edit koranbumn