Raja Ampat yang dikenal menyimpan kekayaan alam dengan spesies laut beraneka ragam, menjadikan kawasan ini masuk kedalam segitiga terumbu karang dunia (coral triangle). Disebut sebagai segitiga terumbu karang atau coral triangle karena menyimpan kekayaan alam berupa spesies laut dan menjadi rumah bagi 76 persen dari seluruh spesies terumbu karang, serta 37 persen dari seluruh spesies ikan terumbu karang di dunia. Potensi pariwisata di wilayah Raja Ampat sangatlah besar harus didukung dengan sejalannya kesejahteraan Masyarakat.
Dengan tujuan untuk melestarikan dan memberdayakan kehidupan lingkungan di wilayah Raja Ampat, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) berkolaborasi dengan 11 BUMN lainnya seperti Indonesia Financial Group, Jamkrindo, Pelindo, Pegadaian, PLN, PNM, Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, Perum LPPNPI, ASDP Indonesia Ferry dan Perum Perumnas pada program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) di Raja Ampat, Papua. Tujuan dari kolaborasi program TJSL ini untuk membangun kesejahteraan masyarakat dalam aspek pariwisata, lingkungan, ekonomi, dan pendidikan terhadap wilayah Indonesia bagian Timur.
Fankar Umran, Direktur Utama Askrindo, mengatakan kolaborasi dalam melaksanakan program merupakan langkah strategis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjuta (TPB) No. 14 tentang Ekosistem Lautan, No. 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta No. 4 tentang Pendidikan Berkualitas.
“Melihat potensi pariwisata Raja Ampat yang akan terus meningkat, sudah selayaknya kita bersama-sama membangun wilayah ini menjadi lebih baik. Askrindo bersama dengan BUMN lainnya, berfokus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah terpencil seperti kampung Mutus, kampung Manyaifun, dan kampung Selpelei,”ujar Fankar.
Adapun program kolaborasi yang dilakukan a.l kontribusi dalam pelestarian dan pemeliharaan lingkungan Raja Ampat yakni penanaman 6000 terumbu karang telah berhasil dilakukan di Pulau Yefkabu, bantuan infrakstruktur yakni renovasi sanitasi umum, tempat ibadah, renovasi dermaga dan sekolah di kampung Mutus, Pelatihan Tata Kelola Manajemen kelembagaan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan dan Tenaga Pendidik dengan tujuan agar masyarakat wilayah Raja Ampat dapat meningkatkan pengetahuan dan skill relevan.
“Program kolaborasi ini juga memberikan bantuan kepada 200 nelayan dalam bentuk alat pancing, perahu nelayan serta peralatan diving. Ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha nelayan lokal sehingga mendorong Masyarakat disini untuk menjadi lebih mandiri dalam mengelola usaha mereka dan menjaga lingkungan sekitar,” tambah Fankar.
Dalam upaya melaksanakan inisiatif kolaborasi antara 12 BUMN di Raja Ampat, Kementerian BUMN dan Kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN bermitra dengan Social Impact ID sebagai pelaksana program. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dari berbagai pihak untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Raja Ampat.
Keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah, Askrindo dan BUMN lainnya, serta masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam membangun keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan di wilayah-wilayah terluar Indonesia Timur. Dengan terus mengoptimalkan program ini dan melibatkan lebih banyak pihak dalam kegiatan yang serupa, diharapkan dampak positifnya dapat terus dirasakan oleh masyarakat lokal dan lingkungan di seluruh wilayah Indonesia Timur.