Penanganan Covid-19 dapat diwujudkan dengan semangat kebersamaan. Kolaborasi penanganan diperlukan, baik di tataran nasional maupun global.
Hal tersebut disampaikan Direktur Operasi PT Bio Farma M. Rahman Roestan saat menyampaikan orasi ilmiah pada Upacara Peringatan Dies Natalis ke-63 Universitas Padjadjaran, Jumat (11/9) dikutip dari www.unpad.ac.id.
Dalam orasinya, Rahman menekan pentingnya menciptakan inovasi melalui kolaborasi. Inovasi dibutuhkan saat ini, bukan pada pascapandemi. Inovasi juga diperlukan agar pemulihan ekonomi berlangsung cepat.
“Saat inilah kita dituntut untuk melakukan kerja luar biasa. Extraordinary effort. Melakukan terobosan, melakukan inovasi di era pandemi, bukan setelah pandemi. Bukan lagi berpikir out of the box, tetapi sudah think like there is no box,” ujar Rahman Roestan.
Menurut alumnus Unpad tersebut, penanganan pandemi yang paling efektif adalah melalui pencegahan. Saat ini vaksin masih ada dalam tahap uji klinis sehingga masih tetap diperlukan pembatasan jarak, menggunakan masker, dan menjaga higienitas.
Industri farmasi pun akan bergeser dari pengobatan ke pencegahan. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kualitas hidup di saat obat Covid-19 masih belum ditemukan.
Dikatakan Rahman Roestan, daya saing industri farmasi saat ini bukan lagi tergantung pada kualitas tinggi dan biaya rendah, tetapi lebih kepada kecepatan sampai ke pasar. Di saat wabah, diperlukan kecepatan ketersediaan peralatan diagnosis, obat, dan vaksin.
“Kecepatan kemandirian ini dapat terwujud jika kita meningkatkan kolaborasi, baik melalui joint research, joint collaboration atau transfer teknologi, dan partnership,” tuturnya.
Saat ini, telah muncul sejumlah inovasi yang dilakukan Bio Farma melalui kolaborasi dengan Unpad, antara lain Kit PCR Test Diagnostic, terapi plasma konvalesen Covid-19, dan fasilitas Mobile Lab BSL-3 di Unpad.
Unpad pun terus berinovasi di tengah pandemi, seperti pengembangan alat rapid tes Cepad dan SPR, Aplikasi Mawas Diri (Amari) Covid-19, Vent-I, obat kina, dan sejumlah inovasi lainnya.
“Saat pandemi melanda, Indonesia dipaksa untuk melakukan inovasi untuk menciptakan kemandirian,” kata Rahman.
Saat ini, Rahman mengatakan bahwa prioritas utama adalah kolaborasi untuk menemukan vaksin Covid-19. Vaksin hasil dari kemandirian nasional pun diharapkan dapat terwujud.
Rahman mengungkapkan bahwa vaksin yang saat ini tengah dikembangkan bersama Unpad merupakan salah satu wujud kolaborasi global. Unpad diyakini memiliki potensi untuk mengisi kekuatan kolaborasi tersebut.
“Kepercayaan partner global untuk bekerja sama dengan Indonesia tidak terlepas dari kredibilitas lembaga dan intansi yang terlibat dalam kolaborasi ini,” ujar Rahman Roestan.
Dalam Upacara Peringatan Dies Natalis ke-63 tersebut, Rahman Roestan juga menerima Anugerah Padjadjaran Utama dari Unpad
Sumber Kontan, edit koranbumn