PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) melakukan penandatanganan kerja sama jual beli emas dengan kadar kemurnian 99.99%. Kerja sama ini dilakukan untuk memperkuat rantai pasok emas dalam negeri melalui penyediaan bahan baku dari PTFI yang nantinya akan diolah menjadi produk logam mulia oleh ANTAM.
Penandatanganan kerja sama dilakukan Direktur Utama ANTAM Nico Kanter, dengan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Jakarta yang disaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, dan Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID Hendi Prio Santoso.
Direktur Utama ANTAM Nico Kanter menyatakan kerja sama ini merupakan sinergi anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID untuk meningkatkan kapasitas hilirisasi dan industrialisasi demi meningkatkan nilai tambah di dalam negeri untuk menuju Indonesia Emas.
“Sinergi pengadaan bahan baku emas dari PTFI ini merupakan komitmen ANTAM untuk memperkuat bisnis emas logam mulia guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berinvestasi emas. Selain itu, kerja sama ini juga memperkuat domestic sourcing dari produk emas logam mulia ANTAM,” kata Nico.
Sebanyak 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99.99% akan dibeli ANTAM dari PTFI. Emas ini kemudian akan diolah di pabrik pengolahan dan pemurnian untuk menjadi produk logam mulia ANTAM.
“Produk emas logam mulia ANTAM nantinya akan diprioritaskan untuk alokasi stok penjualan pada Butik Emas Logam Mulia (BELM) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan kepastian pengadaan bahan baku dalam negeri ini tentunya akan meningkatkan layanan Perusahaan dalam merespon tingginya minat masyarakat terhadap investasi emas logam mulia ANTAM yang terus meningkat,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Nico menyebut kerja sama ini juga memberikan dampak positif terhadap keuangan Perusahaan sehingga perusahaan dapat lebih responsif dalam menghadapi kenaikan permintaan masyarakat.
“Kerja sama ANTAM dan PTFI ini bukan hanya menguntungkan bagi kedua Perusahaan, tetapi juga menguntungkan bagi perekonomian nasional. Dengan penguatan pengadaan bahan baku domestik, Perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan dari aktivitas penjualan dan yang terpenting adalah menurunkan ketergantungan terhadap impor,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan precious metal refinery (PMR) PTFI menjadi salah satu produsen emas murni batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun, serta platinum group metals yaitu 30 kg platinum dan 375 kg paladium.
“Produksi emas pertama dari PMR PTFI direncanakan pada minggu ke-2 Desember 2024. Estimasi saat ini hingga akhir tahun 2024 produksi emas sebesar 0,5 ton dan pada kuartal pertama 2025 sebesar 4,75 ton,” kata Tony.
ANTAM merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian emas yang tersertifikasi LBMA. Perusahaan senantiasa memastikan proses dan rantai pasok emas logam mulia dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bersumber dari bahan baku yang dapat dipertanggung jawabkan.