Menurutnya, utilisasi produksi yang optimal akan membuat industri baja lebih efisien dan kompetitif.
Dengan demikian, kebutuhan domestik dapat dipenuhi sehingga mengurangi defisit perdagangan dan menguatkan industri secara keseluruhan.
“Kami memberikan dukungannya pada arah baru transformasi ekonomi Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Perseroan dalam mendukung terwujudnya visi pemerintah meraih Indonesia Emas 2045, khususnya pada peran industri baja dalam memperkuat daya saing ekonomi nasional,” ujarnya dilansir Antara, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, penting dilakukan sinergi dan inovasi antara industri dan pengusaha muda dalam rangka mendorong hilirisasi mewujudkan kemandirian industri baja nasional. Kolaborasi dari hulu produksi baja mentah hingga hilir produk jadi seperti pipa baja bertujuan untuk memperkuat rantai pasok di dalam negeri dan meningkatkan nilai tambah ekonomi.
Dalam upaya mendukung ketahanan pangan, Krakatau Steel berkontribusi sebagai akselerator program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sudah melakukan inovasi dengan masuk ke sektor hilir, yaitu mengembangkan dapur modular dengan keseluruhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 80% yang terdiri mulai dari struktur bangunan modular, baja ringan, kitchen set, hingga food tray yang saat ini sedang dalam proses pendaftaran SNI dan sertifikat halal.
SPPG modular menggunakan sistem knockdown sehingga prosesnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 40 hari, dan saat ini kita sudah memproduksi 200 sampai 400 SPPG modular. Inovasi ini menarik minat banyak para pimpinan daerah untuk hadir di Cilegon untuk melihat contoh bangunan SPPG modular.
Kemudian penjajakan lintas sektor antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Krakatau Steel pun telah dilakukan. Sebelumnya, Wakil Menteri KKP Didit Herdiawan sudah hadir berkunjung ke Krakatau Steel memberikan mandat suplai pelat baja untuk kebutuhan pembuatan 20.000 kapal untuk nelayan. Hal ini tindak lanjut berupa laporan Kementerian KKP kepada Danantara sehingga realisasi penguatan ketahanan pangan Indonesia sudah di depan mata.
Krakatau Steel Group dan industri dalam negeri lainnya optimistis dapat memenuhi kebutuhan pembangunan Giant Sea Wall hingga alutsista yang tentunya membutuhkan bahan baku baja dari Krakatau Steel.
Untuk diketahui, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Akbar Djohan, meraih penghargaan bergengsi Leadership Excellence Award 2025 dari Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) dan Danantara Indonesia Business Forum. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemimpin dan badan usaha yang memiliki peran strategis dalam memperkuat daya saing industri serta berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
















