PT Permodalan Nasional Madani sebagai perusahaan pembiayaan yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro terus berkomitmen untuk memberdayakan nasabah ultra mikro di seluruh Indonesia. Salah satu nasabah yang telah merasakan manfaat setelah bergabung menjadi nasaban PNM melalui program Mekaar adalah Ibu Cici Ponso Prihatin.
Bergabung sejak tahun 2017, Cici menyatakan rasa syukurnya bisa keluar dari kondisi sulit hingga menjadi inspirasi di sekitar tempat tinggalnya. Sebelum bergabung menjadi nasabah, Ia merupakan penerima manfaat program bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin melalui PKH Kemensos pada tahun 2016.
“Sebelum dapat modal dari Mekaar uang saya cuma cukup untuk jualan es, untungnya ngga seberapa padahal harus bayar untuk anak-anak sekolah,” paparnya di depan Menko PMK Muhadjir Effendy dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi saat kunjungan kerja di kawasan Sidoarjo pada (21/5).
Kini ragam jualan Cici semakin variatif, seperti gorengan dan aneka snack kesukaan anak-anak, berkat modal usaha yang telah ia dapatkan. Perekonomiannya pun semakin membaik. Hingga akhirnya berinisiatif untuk mengajak sedikit demi sedikit perempuan di daerah tempat tinggalnya untuk aktif mengoptimalkan usahanya dengan bergabung sebagai nasabah PNM Mekaar. “Saya ngga mau kalau sukses sendiri tapi orang di sekeliling saya masih susah. Sampe akhirnya sudah ada 90 orang di kampung sini yang saya ajak gabung jadi nasabah Mekaar,” tambah Cici.
Dalam kunjungan tersebut Muhadjir dan Arief meninjau stand usaha anggota Kelompok PNM Mekaar dan anggota PKH yang ada di Balai Kelurahan Sidoklumpuk. Sinergi antara program PNM Mekaar dan PKH merupakan contoh implementasi keterpaduan dua strategi penghapusan kemiskinan ekstrem yaitu antara strategi penurunan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat mengakselerasi percepatan kesejahteraan masyarakat dan terlepas dari kemiskinan.
Menko PMK mengapresiasi kegigihan Ibu Cici dalam berusaha serta peran PNM dalam memberdayakan masyarakat prasejahtera. Menurutnya, PNM punya peran besar dalam menghapus kemiskinan di Indonesia. “PNM harus segera membuat sebuah skema permodalan ringan dan pendampingan bagi usaha produktif bagi kelompok masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan rentan. Bantuan modal ini diharapkan bisa mengintervensi dan mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem, yang ditarget nol persen pada tahun 2024,” pesan Muhadjir kepada Arief.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menegaskan bahwa PNM sebagai perusahaan yang telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp23,05 T (Periode Januari – April 2023) akan terus berkomitmen untuk membantu ketahanan ekonomi nasional melalui penguatan ekonomi keluarga. “Para perempuan pelaku usaha ultra mikro punya potensi besar yang harus terus diasah. Di situ lah PNM hadir untuk mendampingi usaha mereka dengan memberikan modal finansial, sosial dan intelektual,” jelas Arief.
Sumber Republika, edit koranbumn