Kantor Wilayah Bank Mandiri Jawa Barat menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong penetrasi pemanfaatan QRIS pada mitra-mitra pedagang di Jawa Barat.
Kepala Kanwil Bank Mandiri Jawa Barat, Harry Gale mengatakan bahwa tantangan dari produk baru adalah sosialisasi. Bank Mandiri berkomitmen untuk melakukan sosialisasi dan edukasi di 236 cabang mereka di Jawa Barat agar literasi masyarakat terhadap produk baru makin baik.
Tidak hanya itu, sambungnya, Kanwil Bank Mandiri Jawa Barat juga berupaya menggenjot pemanfaatan QRIS di mitra-mitra pedagang. Saat ini dari 18.000 mitra, sekitar 10.880 mitra telah menggunakan QRIS. Bank Mandiri berusaha agar para pedagang yang belum menggunakan QRIS, mendaftar pada tahun ini dengan menyiapkan sejumlah stimulus.
“Kami akan pikirkan apakah stimulus tersebut berupa cash back, atau berupa yang lain, tentunya kami lihat dahulu apakah itu sudah terdaftar namun tidak terpakai, terpakai namun belum maksimal,” kata Harry di Bandung, Senin (2/3).
Dia menjelaskan umumnya benefit diberikan kepada pedagan dan nasabah, agar penetrasi produk baru dapat melesat cepat.
Mengenai sektor yang didorong untuk pemanfaatan QRIS, kata Harry, perseroan mengincar sektor hotel, restoran dan kafe. Ketiga sektor tersebut mendominasi size volume Bank Mandiri di Jawa Barat.
Harry belum memasang target transaksi yang dihasilkan dari QRIS. Dia mengatakan saat ini perseroan fokus menghitung efektivitas pemanfaatan QRIS.
“Yang dahulunya satu-satu, sekarang kan dijadikan satu dan distandarisasi. Itu dahulu tahapannya, setelah dinilai ekspetasi penggunaan, baru kita bicara menaikan [target] karena lebih sederhana,” kata Harry.
Sekadar catatan, QRIS (QR Indonesian Standard) adalah standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia.
QRIS diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019. Rencananya, QRIS mulai efektif berlaku pada 1 Januari 2020.
Sumber Bisnis, edit koranbumn