Keberadaan jembatan Youtefa yang membentang di atas Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Provinsi Papua diharapkan mampu meningkatkan konektivitas dari Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami dan PLBN Skouw.
Jembatan Youtefa telah diresmikan pada tanggal 28 Oktober 2019 bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dan dibanggakan Presiden Joko Widodo. Jembatan tersebut memperpendek jarak dan waktu tempuh Kota Jayapura menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw dari semula 2,5 jam menjadi 1 jam. Keberadaan jembatan ini juga berperan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura ke arah bagian Barat yang berupa pegunungan dan sangat berisiko merusak hutan sebagai wilayah tangkapan air Kota Jayapura
PT Boma Bisma Indra (Persero) beserta anak perusahaan, PT Bromo Steel Indonesia (BOSTO), memiliki andil yang cukup besar dalam pembangunan Jembatan Youtefa. Jembatan Youtefa menghubungkan daratan Holtekamp dengan daratan Hamadi, dengan panjang bentang utama jembatan mencapai 433 meter, sementara jembatan bentang pendekat mencapai 900 meter.
Proyek Jembatan Youtefa merupakan contoh sinergi BUMN karya anak bangsa, dengan Konsorsium PT PP (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero) sebagai Kontraktor Utama, Fabricator oleh PT Boma Bisma Indra (Persero) dan PT BOSTO, sedangkan final assembly dan loadout dilakukan oleh PT PAL Indonesia (Persero) di workshop PT PAL.
Jembatan Youtefa dikerjakan dengan metode yang pertama kali dilakukan di Indonesia, yaitu metode strand lifting (full span). Metode ini mempertimbangkan faktor risiko kegempaan di lokasi proyek yang tergolong tinggi, sehingga akan sangat riskan bila proses pelaksanaan dikerjakan sepenuhnya di site. Konsep utama metode ini adalah mengerjakan proses pemasangan secepat mungkin untuk mengurangi risiko gempa yang terjadi.
Mengingat faktor risiko tersebut, pekerjaan pengelasan baja bentang utama secara segmental dilakukan di Pasuruan oleh PT Bromo Steel Indonesia, anak usaha dari PT Boma Bisma Indra (Persero).
Sumber BBI, edit koranbum