PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) dikabarkan mengincar aset milik PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), yang menargetkan total divestasi saham serta aset anak usaha sebesar Rp1,4 triliun tahun ini.
Adapun kedua perusahaan tersebut dikabarkan tengah bernegosiasi dengan PTPP terkait pelepasan anak usaha PT PP Krakatau Tirta (PPKT), yang merupakan perusahaan patungan milik PT PP Infrastruktur dengan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).
Perinciannya, KTI memiliki 25 persen saham dan PTPP melalui PP Infrastruktur menggenggam 75 persen saham. Adapun KTI merupakan anak usaha KRAS yang menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 51 persen dan Chandra Asri memegang 49 persen saham KTI.
“Belum jalan, masih negosiasi,” ujar Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bakhtiyar mengatakan bahwa pembahasan divestasi PPKT bersama dengan Chandra Asri dan Krakatau Steel masih dalam tahap negosiasi. Selain kedua perusahaan ini, PT Danareksa juga dikabarkan berminat meminang PPKT.
PPKT diketahui mengoperasikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) berkapasitas 1.000 liter per detik melalui skema bangun-guna-serah, dengan PDAM Giri Tirta Kabupaten Gresik, serta melaksanakan perencanaan, pengembangan, pembangunan dan pengelolaan SPAM Gresik.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan KTI akan menambah porsi sahamnya di PPKT menjadi 70 persen
“KTI akan menambah porsi saham menjadi 70 persen di perusahaan PPKT yang mengelola SPAM kapasitas 1.000 liter per detik untuk PDAM Gresik,” ujar Purwono
Purwono juga menyampaikan bahwa potensi pendapatan yang terkonsolidasi dari KTI diperkirakan mencapai Rp450 miliar sampai Rp1 triliun pada 2027. Adapun pertumbuhan pendapatan diperkirakan mencapai 18 persen per tahunnya.
Di sisi lain, realisasi divestasi dari pelepasan saham dan aset anak usaha milik PTPP tercatat baru mencapai Rp105 miliar. Jumlah ini terpaut jauh dari target yang ditetapkan oleh perseroan, yakni Rp1,4 triliun hingga akhir 2023.
Bakhtiyar menyatakan bahwa upaya divestasi saham dan aset anak usaha PTPP kini masih berkutat pada proses negosiasi dengan calon pembeli. Kendati masih jauh dari target, dia menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong pemenuhan target tahun ini.
“Kami tetap usahakan, tapi memang kebanyakan prosesnya agak panjang karena negosiasi. Harapan kami di akhir tahun bisa putus semua,” pungkasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn