• Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Sabtu, 14 Juni 2025
  • Login
No Result
View All Result
Koran BUMN
Advertisement
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL
No Result
View All Result
Koran BUMN
No Result
View All Result

Kuartal 4, Tekanan Terhadap Emerging Market Mereda

by redaksi
28 Februari 2020
in Berita, Kinerja & Investasi
0
0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RelatedPosts

Direksi dan Dewan Komisaris Pertamina Terkini

Perluas Layanan di 13 Negara, Transaksi Remitansi BSI Naik 15%

Disaksikan Presiden Prabowo, PTDI Teken Kontrak Heli Angkut Berat

Memasuki kuartal-IV 2018, tekanan terhadap pasar finansial di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia berangsur mereda. Hal ini tampak dari arus modal yang kembali masuk ke pasar obligasi maupun saham.
Sepanjang pekan lalu, arus modal asing tercatat beli bersih (net buy) Rp 1,3 triliun di pasar saham. Sementara di pasar obligasi, arus modal Rp5,86 triliun. Adapun, mata uang Rupiah menguat sebesar 1,72% terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) selama pekan lalu, dengan berada pada level 14.955 di pasar spot pada Jumat (2/11) lalu.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonomi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, menyatakan arus modal asing kembali masuk (capital inflow) karena sentimen investor terhadap negara berkembang menjadi lebih baik dan valuasi pasar negara berkembang sudah murah.
“Investor masih yakin akan fundamental ekonomi Indonesia yang stabil. Meski terseret sentimen negatif, sebagai negara berkembang, Indonesia menunjukkan indikator ekonomi yang relatif kuat. Penerimaan pajak hingga September lalu tumbuh 17%, menunjukkan Pemerintah masih mampu membiayai anggaran negara secara internal. Di samping itu, data domestik seperti penjualan mobil dan motor membaik. Kredit perbankan hingga September 2018 tumbuh 12,6% yoy,” ungkap Budi Hikmat dalam siaran pers, Senin (5/11).
Selain itu, valuasi Indonesia telah dianggap murah, dimana Indeks Harga Saham Gabungan telah terkoreksi 7,07% sejak awal tahun (ytd). Sementara yield obligasi mencapai 8.29% per tahun, yang artinya investor bisa memperoleh return di obligasi sebesar 8,29% per tahun. “Koreksi di pasar saham yang cukup dalam membuat valuasi valuasi IHSG dan saham menjadi menarik. Investor pun mulai kembali untuk masuk ke pasar saham dan obligasi,” tambah Budi.
Sementara, mata uang Rupiah menguat terhadap Dollar AS, tertopang dari harga minyak yang melemah, sehingga meringankan biaya impor minyak.
“Defisit neraca minyak tetap menjadi masalah utama dari defisit neraca dagang alias current account deficit (CAD). Untuk itu, langkah Pemerintah untuk implementasi B20 sebagai bahan bakar alternatif harus segera diimplementasi.
Rupiah juga menguat dengan hembusan ‘angin segar’ dari resolusi dari konflik dagang AS dengan Cina, meski tak sepenuhnya bisa memberi keyakinan pada pasar sebelum terealisasi. Mengutip Reuters, Trump dan Xi akan bertemu di sela pertemuan para pemimpin G20 untuk membahas perang dagang, pada akhir November, di Buenos Aires, Argentina.
Tahun 2020, Arus Modal Asing Kian Besar ke Emerging Markets
Ke depan, Budi Hikmat meyakini jika arus modal asing akan semakin deras masuk ke emerging markets, termasuk Indonesia.
“Di tahun 2020, banyak ekonom dan analis menduga pertumbuhan ekonomi negara berkembang itu lebih cepat dari negara maju. Laju perekonomian AS mulai melambat sebab beban pembayaran utang akibat kenaikan bunga menurunkan kapasitas belanja rumah tangga dan perusahaan. Perekonomian global yang lebih berimbang memungkinkan Dollar AS berpotensi masuk ke siklus melemah. Diharapkan ada arus balik menuju emerging market yg sudah underperform dari negara maju cukup lama,” sebut Budi.
Hal ini terlihat dari kekuatiran pasar ketika ekonomi AS yang sudah mature. Tingkat upah masyarakat di AS sudah tinggi, sementara The Federal Reserve (The Fed) memperketat likuiditas. Amerika juga mengalami kesulitan karena utang sudah cukup besar, sementara daya beli masyarakat tak bagus. Ini akan menyebabkan investor memilih berinvestasi di emerging market.
Akan tetapi, Budi menghimbau agar Pemerintah terus meningkatkan daya saing Indonesia. “Kita ini kurang produktif dan kompetitif,” tuturnya.
Hal ini terlihat dari realisasi defisit neraca dagang atau current account deficit (CAD) Indonesia yang membesar. Salah satu faktor utama disebabkan membengkaknya biaya impor minyak yang lebih besar dari produksi. Sekadar info, defisit neraca minyak selama periode Januari hingga September 2018 mencapai $ 14,6 milyar atau melonjak 41% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ia juga menilai jika Indonesia masih kurang kompetitif. Hal ini terlihat dari rasio ekspor terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) turun. Sementara, ekspor itu menghasilkan valas. Kalau rasio ekspor terhadap PDB turun, maka valas dalam negeri berkurang. Pasar sepi, sehingga mata uang cenderung melemah jika ada permintaan valas.
Oleh karena itu, lanjut Budi, harus segera mendorong mesin penghasil valas, yakni dari sektor ekspor dan pariwisata. Mendorong alternatif BBM, yakni implementasi B20 dari kelapa sawit. Dari segi ekonomi digital, Budi juga berharap agar kebijakan Industri 4.0 juga melibatkan usaha Kecil dan Menengah (UKM), agar tercipta trafik pasar dalam negeri yang ramai dan sebesar ecommerce raksasa Cina, Alibaba.
Sumber Bahana

Previous Post

Info Produk BUMN INTI : INTISAT Manpack

Next Post

Knowledge Sharing: Change Management Excellence

Related Posts

Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether
Berita

Direksi dan Dewan Komisaris Pertamina Terkini

14 Juni 2025
Izin OJK Keluar, Bank Syariah Indonesia Beroperasi 1 Februari 2021 dengan Logo dan Susunan Direksi Baru
Berita

Perluas Layanan di 13 Negara, Transaksi Remitansi BSI Naik 15%

13 Juni 2025
Dirgantara Indonesia Serahkan Bantuan APD Bagi Tenaga Kesehatan
Berita

Disaksikan Presiden Prabowo, PTDI Teken Kontrak Heli Angkut Berat

13 Juni 2025
Bank Mandiri Catat Salurkan Kredit untuk BUMN Sebesar Rp103,496 Triliun
Berita

Tebar Cashback dan Hadiah Menarik, Road to MJM 2025 Gaungkan Semangat dari Jogja untuk Indonesia

13 Juni 2025
Bio Farma Bersama Lembaga Eijkman Rintis Penelitian Vaksin Virus Corona
Berita

Perkuat Layanan Kesehatan, Bio Farma dan Kimia Farma Diagnostika Kolaborasi dalam Transformasi Digital

13 Juni 2025
33 Tahun PT Len Industri : Sovereign the Nation, Penguatan Kemandirian Industri Pertahanan Indonesia
Berita

Disaksikan Wamenhan, LEN & Plan S Turki Bersinergi di Kancah IOT, Satelit dan Antartika

13 Juni 2025
Next Post

Knowledge Sharing: Change Management Excellence

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima Foto : Ifan Bima

Recommended

Penghentian Sementara Proyek Kereta Cepat , Wijaya Karya Lakukan Koordinasi dengan KCIC

WIKA Dorong Peningkatan Akses Transportasi dan Ekonomi Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Proyek Relokasi Jalan Nasional di Mempawah

3 hari ago
Berita Singkat BUMN : Bio Farma, Surveyor Indonesia, Petrokimia Gresik, Peruri, WIKA Gedung, Pusri, PLN, Bulog, Danareksa

Berita Singkat BUMN : PELNI, Bank BSI, Pupuk Kujang, Adhi Karya, PTPN 1, Pelindo, PLN, KIM, IKI, PPI, PUSRI, PTPN 4, PT PP, Jasa Tirta II , Askrindo

6 hari ago
CSR INALUM Salurkan Bantuan  10 Unit Kursi Roda kepada  Yayasan Prestasi Lansia Medan

Direksi dan Dewan Komisaris Terkini, RUPS Inalum Telah Mengangkat Melati Sarnita sebagai Direktur Utama

2 hari ago
PELNI Resmi Luncurkan Logo Baru Beserta Tagline Baru “We Connect, We Unify”

Dukung Distribusi Energi Nasional, PELNI Shipping Agency dan PLN Jalin Kerja Sama Strategis

3 hari ago
Pertamina Perlu Bangun Empat Pabrik Dimethyl Ether
Berita

Direksi dan Dewan Komisaris Pertamina Terkini

by redaksi
14 Juni 2025
0

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024 pada hari Kamis, 12 Juni 2025 bertempat di Grha Pertamina, Jakarta...

Read more
Izin OJK Keluar, Bank Syariah Indonesia Beroperasi 1 Februari 2021 dengan Logo dan Susunan Direksi Baru

Perluas Layanan di 13 Negara, Transaksi Remitansi BSI Naik 15%

13 Juni 2025
Dirgantara Indonesia Serahkan Bantuan APD Bagi Tenaga Kesehatan

Disaksikan Presiden Prabowo, PTDI Teken Kontrak Heli Angkut Berat

13 Juni 2025
Bank Mandiri Catat Salurkan Kredit untuk BUMN Sebesar Rp103,496 Triliun

Tebar Cashback dan Hadiah Menarik, Road to MJM 2025 Gaungkan Semangat dari Jogja untuk Indonesia

13 Juni 2025
Bio Farma Bersama Lembaga Eijkman Rintis Penelitian Vaksin Virus Corona

Perkuat Layanan Kesehatan, Bio Farma dan Kimia Farma Diagnostika Kolaborasi dalam Transformasi Digital

13 Juni 2025
  • Tentang Kami
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Hotline T/WA : 0813 8084 1716

© 2020 KoranBUMN.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Korporasi
  • Anak Perusahaan
  • Kinerja & Investasi
  • TJSL – PKBL – CSR
  • Pelatihan
  • Toko PKBL

© 2020 KoranBUMN.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In