PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencatatkan penyaluran kredit pada kuartal I/2022 mengalami peningkatan sebesar 6,04 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa sepanjang Januari–Maret 2022 penyaluran kredit perseroan mencapai Rp277,13 triliun, naik dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang membukukan Rp261,34 triliun.
Haru melanjutkan bahwa penyaluran kredit ke sektor perumahan masih mendominasi total kredit perseroan sepanjang kuartal I/2022. Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada periode tersebut mencapai Rp248,57 triliun.
“Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal I/2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp134,04 triliun, tumbuh 9,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp122,96 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (22/4/2022).
Dia menambahkan bahwa untuk KPR non-subsidi tumbuh 5,16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp84,28 triliun pada kuartal I/2022.
Penyaluran KPR, khususnya untuk segmen milenial menjadi salah satu pendorong laju pertumbuhan kredit dari emiten bank dengan kode saham BBTN ini.
Pada kuartal I/2022, dari total pencairan kredit perumahan yang mencapai Rp8,3 triliun, sebesar 90 persen atau sekitar Rp7,5 triliun mengalir ke nasabah milenial. Adapun, sepanjang 2019 hingga akhir 2021, BTN telah menyalurkan KPR hampir 400.000 unit kepada milenial.
Sementara itu, lanjut Haru, perolehan dana pihak ketiga (DPK) BTN mencapai Rp290,53 triliun. Dari jumlah ini, capaian dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai Rp128,26 triliun, naik sebesar 13,85 persen yoy.
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK Bank BTN pada kuartal I/2022,” kata Haru.
Kenaikan dana murah Bank BTN juga mampu menekan biaya dana atau cost of fund menjadi 2,41 persen, turun jika dibandingkan pada kuartal pertama tahun lalu sebesar 3,69 persen.
Haru menyatakan bahwa fokus perseroan dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito turun 10,96 persen menjadi Rp162,27 triliun pada kuartal I/2022.
“Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen, pada kuartal I/2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen,” pungkasnya.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, BBTN membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp774,42 miliar, naik 23,89 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh 28,8 persen menjadi Rp3,57 triliun.
Haru menyatakan bahwa kenaikan laba bersih Bank BTN ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana dan operasional.
Sementara itu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) naik dari 3,31 persen pada kuartal I/2021 menjadi 4,29 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn