Sepanjang kuartal I/2022, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) berhasil melampaui kinerja periode yang sama di tahun lalu.
Meski sama-sama mencatatkan perolehan laba bersih jika dibandingkan dengan tahun lalu, namun perolehan laba tahun ini mengalami peningkatan signifikan.
IPCC di periode kuartal I/2022 berhasil menorehkan laba tahun berjalan sebesar Rp35,26 miliar atau mengalami peningkatan 97,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan di kuartal I/2021, IPCC mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp17,89 miliar.
Pencapaian peningkatan laba tahun berjalan pada kuartal I/2022 tidak terlepas dari adanya peningkatan pendapatan yang naik sebanyak 25,12 persen di atas pencapaian pertumbuhan pendapatan pada kuartal I/2021 yang turun 3,23 persen.
Adapun pendapatan operasi kuartal I/2022 naik dari Rp119,92 miliar pada kuartal I/2021 menjadi Rp150,05 miliar di periode yang sama di tahun ini.
Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan pelayanan jasa terminal yang menyumbang 92,51 persen porsi pendapatan seiring dengan maraknya kegiatan bongkar muat kendaraan di Terminal IPCC di sepanjang kuartal I/2022, terutama dari naiknya jumlah bongkar muat di kendaraan berat.
Investor Relations Indonesia Kendaraan Terminal Reza Priyambada menjelaskan selain ditopang oleh peningkatan dari sisi pendapatan operasi, bertumbuhnya laba tahun berjalan juga ditopang oleh adanya upaya efisiensi yang dilakukan oleh IPCC.
Tercatat, penanganan bongkar muat kendaraan untuk segmen CBU secara total baik di terminal internasional maupun terminal fomestik mengalami kenaikan 5,34 persen dari 133.213 unit di periode triwulan pertama 2021 menjadi 140.321 unit di triwulan pertama 2022.
Untuk segmen kendaraan berat (gabungan antara alat berat, truck/bus) meningkat 217,47 persen menjadi 25.147 unit kuartal I/2022 dari 7.921 unit di kuartal I/2021.
Pada segmen general cargo naik 7,77 persen dari 23.254 M3 dari triwulan pertama 2021 menjadi 25.060 M3 di triwulan pertama 2022 dan segmen motor naik 549,80 persen menjadi 55.525 unit di sepanjang triwulan pertama 2022.
Lebih lanjut, beban pokok pendapatan mengalami penurunan 6,81 persen menjadi Rp71,78 miliar dari periode sebelumnya Rp77,03 miliar dan beban umum dan administrasi mengalami penurunan 7,31 persen dari Rp26,19 miliar menjadi Rp24,28 miliar pada kuartal I/2022.
Sejumlah beban biaya yang mengalami penurunan di antaranya, beban kerja sama mitra usaha yang turun 0,01 persen menjadi Rp35,30 miliar sepanjang triwulan pertama 2022 dari periode sebelumnya Rp39,86 miliar. Beban Penyusutan turun 6,87 persen dari Rp25,51 miliar di triwulan pertama 2021 menjadi Rp23,76 miliar; dan sejumlah beban lainnya.
Di sisi lain, meski IPCC masih terimbas adanya penerapan pencatatan beban sewa berdasarkan ketentuan PSAK 73 namun, dengan meningkatnya pendapatan perseroan mampu menutupi timbulnya beban tersebut.
“Upaya perseroan dalam mengefisiensikan beban biaya dimana seluruh kegiatan operasional dilakukan secara tepat guna dengan melakukan pengaturan shift kegiatan operasional maupun kegiatan Perseroan lainnya,” jelasnya, dikutip Rabu (30/6/2022).
Sumber Bisnis, edit koranbumn