PT PP Properti Tbk (PPRO) raih pra penjualan atau marketing sales sebesar Rp 380 miliar di kuartal I-2022. Raihan itu setara 31,7% dari target perusahaan yang sekitar Rp 1,2 triliun di sepanjang 2022.
Direktur Keuangan PP Properti Deni Budiman mengatakan, pihaknya melihat prospek bisnis yang cerah di sektor properti. Dia menambahkan, sektor residensial akan menjadi salah satu sektor yang akan tumbuh lebih baik daripada tahun 2021.
Adapun beberapa kontribusi penjualan yang di raih berasal dari proyek highrise yaitu Grand Dharmahusada Lagoon, Alton, Grand Sungkono Lagoon, Gunung Puteri Square dan sisanya berasal dari recurring income sekitar 10%.
Lebih lanjut, PPRO juga tengah menyiapkan sejumlah strategi bisnis di antaranya fokus mengembangkan Sektor residensial yang dipercaya menjadi salah satu sektor yang akan tumbuh dan mengalami perbaikan yang lebih baik dari tahun 2021.
“Kami juga akan mengembangkan, tidak hanya produk apartemen, melainkan produk rumah tapak (landed house) dengan konsep rancangan orientasi hidup sehat yang terdapat di Depok, Bandung dan Semarang,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Senin (30/5).
Adapun, saat ini PPRO masih fokus untuk menyelesaikan proyek yang sedang berjalan ditambah dengan pengembangan landed house terbaru di Cibubur, Semarang dan Bandung.
Guna mencapai target penjualan, PPRO berencana mempercepat penjualan unit yang ready stock dengan memanfaatkan dukungan dari pemerintah melalui relaksasi PPN.
PPRO juga akan menggarap empat proyek konstruksi residensial di 4 lokasi diantaranya yakni proyek carry over dari tahun 2021. Yakni Proyek Louvin yang berlokasi di Sumedang, Proyek Permata Puri Cibubur – Transyogi, Proyek Tana Babarsari di Yogyakarta dan proyek Westown View yang berlokasi di Surabaya.
Untuk memuluskan rencana proyek-proyek tersebut, PP Properti menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300 miliar yang berasal dari kas internal.
“Hingga kini, penggunaan capex sudah sekitar Rp 67 miliar hingga April 2022,” jelasnya.
Dia bilang, penggunaan capex itu digunakan untuk pembayaran lahan, serta penyelesaian pembangunan hotel dan mall.
“Sampai dengan akhir tahun PPRO akan berfokus untuk melakukan Penjualan Lahan dan men-utilisasi unit ready stock,” pungkas Deni.
Sumber Kontan, edit koranbumn















